"Tapi aku Si Penawar ada di sana!" teriak Rigel cukup keras. Ia muncul di tengah-tengah pintu yang terbuka lebar. Dia memakai gaun biru tua panjang dengan rambut perak yang tergerai sempurna seolah sengaja menguarkan energi.
Tatapan Rigel kala itu menajam menatap suaminya. Ia berjalan mendekati rapat itu kemudian sengaja menancapkan sebuah belati bergagang perak. "Ingatkan pada kekejian leluhurmu," ucap Rigel sinis pada Adriel yang berada diseberang bagian sisi meja yang berlawanan.
tatapan Adriel tertuju pada gagang belati itu. Sebuah batu permata merah jadi hiasan gagang itu. Adriel mengenal belati itu. "Kehadiranmu saat ini tidak perlukan dalam rapat, Permaisuriku." Adriel berucap dengan nada lembut. Ia tak mau Rigel dianggap jadi pengkhianat atau ancaman bagi New Neoma karena saat ini para bangsawan juga hadir dalam makan malam.
"Kau egois, aku kecewa padamu," ucap Rigel dengan tatapan kecewanya. Rigel pun beranjak meninggalkan ruang makan. Ia berjalan gopoh meninggalkan ruangan