***
"Rik, kamu baik-baik saja kan?"
Erika yang duduk di belakang Diandra hanya menjawab dengan anggukan kepala.
"Jangan tidur, awas kamu!" ancam Diandra ketika merasakan dagu Erika menempel di bahunya.
"Di, aku rasa setelah kamu menikah nanti, Pak Duda bakalan ngelarang kamu buat temenan sama aku."
Diandra tersenyum mendengar suara Erika yang tetiba melemah.
"Keterlaluan gak sih, tadi aku nuduh dia itu supir, Di. Bahkan ... bahkan aku minta supaya dia mundur buat bisa dapetin kamu," ucap Erika menggebu-gebu. "Lagian kenapa kamu bilangnya dia pengangguran sih, Diandra?" gerutu Erika makin gemas.
"Y-- ya mana aku tahu, kan yang bilang begitu bukan aku, tapi Aleetha." Diandra membela diri.
"Ck, jelek sudah image-ku di depan Pak Duda. Padahal ini peluang, ya kan? Siapa tau setelah kalian menikah, lalu kamu butuh ART, aku siap jadi pembantu di rumah kamu, Di. Gaji bisa kita bicarakan, ya kan? Argh, aku membuang kesempatan emas."
Diandra geleng-geleng mendengar perkataan Erika yang s