---
Suasana kantor Marvin Corp berubah mencekam sejak kejadian sore itu. Elric berdiri kaku di depan ruangan medis darurat sebelum ambulans datang. Tubuh Calla terkulai lemas di pelukannya, wajahnya pucat, lehernya memar dengan bekas cekikan yang masih terlihat jelas. Nafasnya tersengal, seperti berjuang untuk tetap sadar meskipun tubuhnya sudah nyaris menyerah.
“Elric… dia, dia hampir membunuhku…” bisik Calla lirih sebelum matanya perlahan menutup.
“Calla? Calla! Hei, bertahanlah. Kamu akan baik-baik saja,” suara Elric terdengar panik, wajahnya tegang.
Tak butuh waktu lama, ambulans datang dan membawanya ke rumah sakit terdekat. Elric ikut naik, menggenggam erat tangan Calla sepanjang perjalanan. Di sisi lain, Vincent berhasil kabur. Tapi Elric tidak berniat membiarkannya lepas begitu saja.
---
Setelah memastikan Calla ditangani dengan baik oleh dokter, Elric langsung menghubungi Nikolas.
“Aku butuh bantuanmu,” kata Elric cepat.
Nikolas yang saat itu sedang berada di a