Dari Meja Kerja ke Hati

Dari Meja Kerja ke Hati

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-05-25
Oleh:  RefnNovn On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
Belum ada penilaian
33Bab
344Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Calla yang baru saja tiba dikota ini langsung segera mencari pekerjaan, dan ketika hari wawancara tiba dengan tidak sengaja ia menjadi sekretaris di kantor tersebut. Dengan Ceo yang cukup dingin, apakah Calla bisa bertahan? 😉

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1 - Tawaran yang Tak Terduga

•••

Gedung kaca menjulang tinggi di tengah hiruk pikuk kota pagi itu. Langit cerah, lalu lintas ramai seperti biasa, dan derap langkah orang-orang berdasi membanjiri lobi megah milik Rheinhart Corporation.

Calla Almanda menarik napas dalam-dalam di depan pintu putar. Tangannya menggenggam erat map coklat berisi berkas lamarannya. Ia melamar untuk posisi administrasi biasa, dan tidak pernah membayangkan bahwa panggilan interview-nya akan berlangsung di gedung sebesar ini.

“Tenang, Cal. Kamu bisa,” gumamnya pelan, menyelipkan rambut panjangnya ke belakang telinga.

Dengan tinggi 158 cm, Calla mungkin tampak mungil dibanding orang-orang yang lalu lalang di sekitarnya. Tapi senyum lembutnya cukup untuk mencairkan suasana, meski hanya sejenak.

Ia mengenakan blouse putih bersih dan rok midi navy. Tidak berlebihan, tapi tetap terlihat rapi dan manis. Aura alaminya memang selalu menenangkan—mungkin itulah yang membuat resepsionis wanita tersenyum tulus saat menyambutnya.

“Selamat pagi. Calla Almanda ya? Silakan naik ke lantai 25. Pak Mahendra akan langsung mewawancarai Anda.”

Calla mengerutkan alis. Langsung oleh CEO?

“Maaf, Pak Mahendra yang dimaksud… CEO perusahaan ini?” tanyanya ragu.

“Iya, benar. Anda beruntung sekali,” jawab resepsionis itu dengan senyum penuh arti.

Setelah mengucapkan terima kasih, Calla pun masuk ke lift sambil memeluk map di dadanya. Jantungnya berdegup lebih cepat. Ia belum siap bertemu CEO. Ia hanya pelamar biasa, bahkan bukan dari universitas top. Tapi ini adalah kesempatan.

Ding!

Pintu lift terbuka. Ruangan di lantai 25 terasa hening, elegan, dan mewah. Langit-langitnya tinggi dengan interior maskulin. Seorang wanita paruh baya dengan riasan sempurna menyambutnya.

“Silakan masuk. Pak Mahendra sedang menunggu,” ujarnya, lalu membuka pintu kaca buram yang terhubung ke ruang kerja utama.

Dan di sanalah dia duduk.

Elric Mahendra.

Tinggi, tegap, dan mengenakan setelan abu-abu gelap yang menjuntai pas di tubuh. Wajahnya tampan dengan garis rahang tegas dan hidung bangir. Tapi yang paling mencolok adalah tatapannya—dingin, datar, nyaris menghukum. Ia menatap Calla seolah sedang menganalisis angka, bukan manusia.

“Duduk,” ucapnya singkat.

Suara itu rendah dan berat, cukup untuk membuat bulu kuduk Calla meremang.

“Te-terima kasih,” jawabnya, buru-buru duduk di kursi di hadapan meja kerjanya yang besar.

Elric membuka berkas di depannya. Jari-jarinya panjang dan rapi. Ia membaca cepat, lalu mengangkat pandangan.

“Kenapa kamu melamar kerja di sini?”

“Saya tertarik dengan lingkungan profesional di perusahaan ini dan ingin belajar banyak, Pak. Saya tahu saya tidak dari universitas besar, tapi saya tipe pekerja keras.”

Ia mengangguk kecil, tapi ekspresinya tetap datar. “Posisi yang kamu lamar terlalu biasa. Sayang.”

Calla bingung. “Maaf, maksud Bapak?”

Elric menutup berkasnya. “Sekretaris saya mengundurkan diri seminggu lalu. Saya sedang mencari pengganti.”

Calla mengedip. “Oh… saya paham. Apakah Bapak ingin saya bantu merekomendasikan seseorang?”

“Bukan. Saya ingin kamu yang menggantikannya.”

Seketika, ruangan terasa diam. Calla menatap pria di depannya, nyaris lupa bernapas.

“Maaf?” tanyanya pelan, tak yakin apakah tadi ia salah dengar.

“Saya butuh seseorang yang bisa diandalkan, tidak banyak bicara, dan tahu batas. Kamu terlihat cukup… tenang.”

Itu bukan pujian, lebih seperti kesimpulan klinis dari seseorang yang terbiasa membuat keputusan dingin.

“Tapi saya tidak punya pengalaman sebagai sekretaris, Pak.”

“Saya tidak minta pengalaman. Saya minta kesanggupan.”

Calla menggigit bibir. Ia tidak bodoh. Ia tahu posisi itu jauh lebih berat dan dekat dengan atasan, terutama atasan yang seperti... dia. Tapi menolak? Ini bisa jadi pintu menuju kariernya yang sebenarnya.

“Saya bersedia, jika Bapak yakin saya mampu.”

Untuk pertama kalinya, wajah pria itu berubah sedikit. Bukan senyum, bukan juga kekaguman. Tapi mungkin—sedikit, sangat sedikit—pengakuan.

“Baik. Mulai besok jam tujuh. Saya tidak suka keterlambatan. Tidak ada make-up tebal, tidak ada parfum menyengat. Dan jangan bicara kecuali ditanya.”

Calla mengangguk cepat. “Baik, Pak Mahendra.”

Ia berdiri dengan gugup, hendak pamit, tapi langkahnya terhenti saat pria itu berkata tanpa menoleh.

“Dan satu lagi, Calla.”

Suara itu lebih pelan, tapi tajam.

“Sekretaris saya yang sebelumnya berhenti bukan karena pekerjaan ini terlalu sulit. Tapi karena dia terlalu penasaran dengan urusan yang bukan miliknya.”

Calla menoleh perlahan. Mata pria itu masih dingin, seperti danau beku yang menyembunyikan sesuatu di bawah permukaan.

Calla menunduk sopan. “Saya hanya datang untuk bekerja, Pak.”

“Bagus.” Elric kembali menatap layar monitornya. “Sampai besok.”

Calla keluar dari ruangan itu dengan perasaan campur aduk. Jantungnya masih berdetak kencang. Tangan dingin.

Apa tadi... peringatan? Atau ancaman?

Ia tidak tahu. Tapi satu hal pasti—dunia kerja yang ia bayangkan tidak pernah termasuk bekerja langsung untuk seorang CEO muda yang tampan dan… menyeramkan.

Dan entah kenapa, justru itu yang membuatnya ingin tahu lebih banyak.

•••

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status