Tania menatap mobil yang kian menjauh dengan sorot mata tajam penuh siaga. Setelah memastikan kendaraan itu benar-benar menghilang di tikungan jalan, ia mengalihkan pandangannya pada Hana yang masih berdiri terpaku dengan amplop di tangannya.
Perlahan, Tania mendekat dan menyentuh lengan Hana dengan lembut namun mantap.
"Ayo masuk, Nak. Malam sudah terlalu panjang untuk menyimpan luka sendirian."
Hana mengangguk lemah, matanya masih menyimpan kebingungan dan kesedihan. Ia belum mampu mencerna semua yang terjadi—dari kematian ibunya, kemunculan Mira dan Edmond yang mengaku orang tuanya, hingga peringatan dari pria misterius bernama Ferdinand.
Abian berdiri di belakang mereka, tak berkata-kata. Tapi tatapan matanya jelas menyiratkan tekad yang sama—ia akan melindungi Hana dari siapapun, termasuk dari masa lalu yang kini mengejar mereka dengan wajah yang berbeda.
Tania menuntun menantunya melangkah melewati ambang pintu rumah keluarga Adiyaksa.
Sebelum menutup pintu, Tania me