Abian melihat pria bertopi itu dalam cahaya yang temaram, berdiri tak jauh dari pagar rumah. Ia mengernyit, merasa ada sesuatu yang janggal. Lampu jalan yang redup hanya menyinari sebagian wajah pria itu, tapi cukup untuk membuat dada Abian bergemuruh—seperti ada firasat buruk menyelimutinya.
Dengan langkah cepat, Abian keluar dari mobil.
"Tuan... siapa kau? Apa kau tahu pemilik rumah ini?" tanyanya, matanya menelusuri gerak-gerik pria itu yang tampak gugup.
Namun, pria bertopi itu hanya menoleh sekilas. Tatapannya tajam, nyaris seperti mengenali Abian—dan dalam sekejap, ia berbalik badan dan bergegas menuju mobil hitam yang terparkir di ujung jalan.
"Tunggu! Hei!" Abian mencoba mengejar, namun pria itu sudah masuk ke dalam mobil dan melesat pergi sebelum Abian sempat mendekat.
Napas Abian memburu. Ia berdiri terpaku, tatapannya tak lepas dari arah mobil yang menghilang di balik kelokan.
"Kenapa dia menghindariku? Siapa dia sebenarnya?" gumam Abian, merasa ada kepingan tek