“Mas!”
Panggilan itu membuat Axel menoleh dan mendapati Permata berdiri tak jauh dari tempatnya. Axel terkejut luar biasa. Tapi perempuan yang ada di samping Axel memberikan reaksi yang berbeda. Tidak suka dan tampak tidak bersahabat.
“Kamu datang?” Axel tersenyum kecil namun tak ayal, perasaannya pun takut luar biasa. Dia berpikir lagi apakah dia tadi mengeluarkan kata-kata yang akan memperburuk hubungannya dengan Permata. Takut kalau Permata salah paham.
Namun tidak, Permata mendekat pada Axel dan berdiri di samping lelaki itu. Bukan hanya itu, dia juga menunjukkan kepemilikan yang hakiki untuk sang suami. Permata memeluk lengan Axel dengan erat.
“Apa masih ada meeting lagi?” tanyanya. Namun dia justru menatap ke arah perempuan yang ada di depannya itu.
“Udah nggak ada. Kamu sudah dari tadi?” tanya Axel masih tampak tidak tenang. “Aku tadi juga ke Flame. Tapi kamu nggak ada di kantor. Kamu ke mana?” Axel memfokuskan perhatiannya pada sang istri dan seolah tidak ada orang lain d