Dicampakkan Setelah Malam Pertama

Dicampakkan Setelah Malam Pertama

last updateLast Updated : 2023-08-31
By:  LoyceCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.2
12 ratings. 12 reviews
298Chapters
150.7Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Pernikahannya dengan Axel, seharusnya mengantarkan Permata pada sebuah kebahagiaan. Dia menikah dengan lelaki yang dicintainya. Terlebih lagi, Axel adalah lelaki nomor satu di negeri ini. Sosok sempurna yang diinginkan banyak gadis untuk menjadi pasangan. Tapi nyatanya, itu hanya sebuah kamuflase dan terasa seperti mimpi. Hanya karena sebuah taruhan, Axel menikahi Permata dan mengambil kegadisannya. Setelah malam pertama, Permata ditinggalkan setelah Axel mengungkapkan tujuan yang sebenarnya. . “Itu anakmu. Terserah kamu akan apakan dia.” Ucapan itu terlontar dari bibir Axel saat Permata bertanya bagaimana seandainya dirinya hamil. Dan jawaban ringan Axel, memunculkan dendam di hati Permata.

View More

Chapter 1

Part 1. Dicampakkan

“Maksudmu apa, Axel?” 

Seharusnya hari ini menjadi hari yang membahagiakan bagi Permata, bukan sebuah duka yang menyesakkan. Tepat 24 jam yang lalu, dia dinikahi dengan seorang lelaki yang dicintai bernama Axel. Lelaki itu Menjanjikan sebuah kebahagiaan semu yang kini lenyap begitu saja. Permata tidak tahu apa yang terjadi ketika tiba-tiba Axel mengakhiri hubungan mereka. 

“Apa ucapanku kurang jelas? Aku tidak ingin bersama denganmu lagi. Kita cukup sampai di sini.” 

Awalnya, lelaki itu menjanjikan kebahagiaan. Namun, kebahagiaan itu rupanya hanya sebuah kebahagiaan semu yang lenyap tanpa sisa setelah ungkapan Axel tersebut. Gelombang pasang seakan menghantam tubuh Permata sampai hancur. Permata seakan kehilangan nyawanya detik itu juga. Untuk beberapa saat, dia tidak bisa memahami apa yang terjadi. 

Meskipun tubuhnya terasa bergetar, tapi bibir Permata masih sanggup mengulas senyum manis. “Jangan bercanda, Axel. Kita baru saja menikah dan semalam kita bahkan sudah melakukan malam pertama. Aku tahu kamu tidak akan melakukan ini kepadaku.” 

“Karena memang itulah yang menjadi tujuan awalku. Aku menikahimu dan mengambil kesucianmu hanya untuk sebuah taruhan.” Kaki Permata terasa lemas saat kalimat itu meluncur begitu saja dari mulut Axel. Seperti ada sambaran petir yang begitu dahsyat di atas kepalanya. Wajah Permata pucat pasi seperti darahnya tersedot habis.

 “Sekarang, tujuanku sudah tercapai, untuk apa lagi aku tetap bersamamu? Dan mulai sekarang, kamu tidak perlu mencariku lagi karena aku tidak akan pernah peduli denganmu.” 

Bagaimana bisa lelaki yang selalu bersikap baik kepadanya selama tiga bulan ini berubah menjadi begitu sangat kejam? 

“Axel, tolong jangan keterlaluan.” Begitu katanya dengan suara bergetar. “Kamu bukan Axel yang aku kenal. Kamu tidak mungkin sejahat ini.” Setengah mati Permata menahan air matanya agar tidak tumpah. 

Namun ketika tatapan Axel mengarah lurus pada mata Permata dengan dingin, Permata menyadari Axel tidak sedang bercanda. Permata merasa menggigil di tempatnya. Sikap hangat dan tatapan cinta yang Axel berikan selama ini lenyap tak berbekas. 

“Keterlaluan?” Axel menyeringai kecil menatap Permata. “Sejak kapan aku suka bercanda?” tanya Axel dengan serius. “Ini benar-benar sebuah permainan, Permata. Selama ini aku tidak pernah mencintaimu. Tidak sama sekali. Dan inilah aku yang sebenarnya.” Axel menjawab santai seolah dia sedang membicarakan prakiraan cuaca bersama dengan teman-temannya. 

Lelaki itu berdiri dari sofa yang diduduki kemudian melangkah mendekati Permata yang berdiri di depan ranjang. “Kamu tidak berpikir kenapa aku memutuskan menikah secara diam-diam kalau bukan hanya untuk bermain-main?” Axel menyilangkan tangannya di depan dada, kemudian melanjutkan, “Tentu saja karena aku tidak serius dengan pernikahan ini.” 

Tidak ada orang tua atau teman-teman Axel saat mereka menikah. Axel beralasan kalau orang tuanya sedang ada di luar negeri dan dengan bodohnya Permata mempercayai ucapan lelaki itu. 

“Apa … alasanmu melakukan ini, Axel?” Permata bersuara, tapi itu terdengar sebuah gumaman. Namun, Axel masih bisa mendengarnya. 

“Hanya untuk bersenang-senang. Apalagi?” 

“Bersenang-senang?” Permata tersenyum kecil saat mendengar itu. “Apa begini cara orang kaya bersenang-senang? Dengan menghancurkan hidup orang lain?” 

“Entahlah.” Axel mengedikkan bahunya tak acuh. “Aku tidak tahu bagaimana orang lain menikmati hidupnya. Yang pasti, aku sekarang merasa puas.” 

Untuk beberapa saat, tidak ada  dari mereka ya yang bersuara. Axel memperhatikan Permata yang membeku di tempatnya. Perempuan itu bahkan masih mengenakan jubah mandi karena Axel memberinya ‘kejutan’ saat Permata baru saja membersihkan tubuhnya karena pergumulan semalam. 

Pagi ini seharusnya menjadi pagi pertama untuk Axel dan Permata. Sarapan pagi, jalan-jalan di pinggir pantai, dan melakukan hal-hal menyenangkan seperti pasangan pengantin pada umumnya. Tapi bayangan itu hilang begitu saja tak tersisa. 

“Kamu sudah mengambil sesuatu yang berharga dari diriku Axel, dan kamu tahu akibatnya.” Permata menatap Axel dengan mata bergetar. Dia ragu melanjutkan ucapannya takut dengan reaksi Axel. 

Tapi mau tak mau dia tetap melanjutkan, “Bagaimana kalau aku hamil, Axel?” Permata memberanikan diri bertanya. Perempuan itu benar-benar menunggu reaksi Axel dengan kecemasan yang terus berputar di dalam hatinya. 

Permata masih muda, bahkan dia belum menyelesaikan kuliahnya. Ketakutan dengan pikirannya sendiri, Permata terhuyung sampai dia terduduk di atas kasur. Kakinya terasa seperti jeli. 

“Hamil?” Axel akhirnya bersuara meskipun itu terdengar seperti sebuah hinaan. “Astaga, Permata, kamu benar-benar sangat polos. Kita hanya melakukannya sekali. Kamu berpikir akan semudah itu kamu hamil?” 

“Bagaimana kalau itu terjadi?” Permata mendongak menatap Axel dan kali ini air matanya tidak bisa dibendung. “Meskipun sekali, kemungkinan itu tetap ada.” 

Axel terdiam. Lelaki itu tampak berpikir, namun tak lama dia kembali bersuara. “Itu anakmu. Terserah kamu akan apakan dia. Kamu bisa menggugurkannya, atau kamu bisa tetap mempertahankannya. Keputusan itu ada di tanganmu sepenuhnya.” Gamblang sekali saat menjawab pertanyaan Permata seolah dia tak bersalah. Kemudian Axel melanjutkan, “Seperti yang sudah aku katakan tadi. Menikahimu dan mengambil kesucianmu adalah sebuah permainan. Jadi, seandainya itu menghasilkan sesuatu, aku tidak akan ikut campur.” 

Pisau itu lagi-lagi menusuk, kemudian merobek hati Permata dengan cara yang sangat menyakitkan. Laki-laki yang dipercaya bisa menjaga hatinya, nyatanya begitu tega memperlakukannya dengan keji. 

“Aku sudah menyiapkan cek senilai 100 juta untukmu sebagai ganti rugi. Anggap saja aku membeli malam pertamamu. Dengan uang itu, kamu bisa menggunakannya untuk kehidupanmu di masa depan.” 

“Apa?” Permata tak percaya Axel akan kembali menusuk hatinya dengan ucapannya yang begitu tajam. Apa Axel mengira dia perempuan murahan? 

“Apa itu kurang?” tanya Axel dengan santai. “Bagaimana kalau 500 juta? Ah, atau kamu bisa menyebutkan berapa yang kamu inginkan. Aku akan memberikannya dengan senang hati.” 

Apa Axel berpikir jika uang bisa menyelesaikan semua masalah? Apa lelaki itu berpikir semudah itu Permata menerima hinaan yang diberikan? Axel bahkan mengatakannya tanpa beban sedikitpun. Lelaki itu bertindak seolah sakit hati yang dirasakan oleh Permata bisa disembuhkan dengan besarnya uang yang diberikan. 

“Axel, kamu benar-benar melakukan ini kepadaku? Kamu membeliku?” Tak tahan dengan perlakuan Axel, Permata masih mencoba meyakinkan ucapan Axel kepadanya. 

“Ya, tentu aku melakukannya. Terserah kamu mau berpikir apa. Apakah aku membelimu atau apa pun itu.” Axel menyodorkan selembar cek yang ada di tangannya di depan permata. “Aku sudah menuliskan ceknya.”

Permata bisa melihat dengan jelas tulisan di sana benar-benar seratus juta. Dengan tangan bergetar, permata menerima cek tersebut sehingga Axel menyeringai puas. Tapi selanjutnya, Permata menyobek kertas berharga itu menjadi lembar kecil sebelum melemparkan di depan Axel membuat Axel mengeratkan rahangnya. 

“Kamu pikir aku perempuan murahan? Kamu berpikir kamu bisa membeliku dengan uangmu?” Permata melotot marah dengan deraian air mata. “Kamu sudah merusak hidupku karena permainan bodohmu itu, Axel. Kamu bahkan tidak merasa bersalah.” 

Tangan Permata mengepal erat sebelum terbuka dan menampar Axel dengan keras. Wajah lelaki itu sampai terlempar ke kanan. “Ingatlah tamparan ini, Axel. Suatu saat nanti, kamu akan menyesali perbuatanmu hari ini.” 

Permata bangkit dari duduknya untuk kembali masuk ke dalam kamar mandi. Mengunci dirinya di sana dan mengeluarkan tangisnya dengan cara yang menyedihkan. Tubuhnya limbung dan dia terduduk di lantai kamar mandi yang dingin. Bibirnya digigit dengan kuat agar tangisnya tidak menguar keluar. Dia bersumpah akan membuat Axel membayar luka yang sudah diberikan kepadanya. 

Tak lama setelah itu, dia keluar dari kamar mandi dan Axel sudah tidak berada di sana. Sebuah catatan kecil tergeletak di atas kasur. 

‘Nikmati harimu. Aku sudah membayar kamar hotel sampai dua hari. Selamat bersenang-senang!’ Bahkan diakhiri dengan emoticon tersenyum. 

“Arghhh ….” Permata berteriak dengan kuat sambil meremas catatan tersebut menyalurkan rasa sakitnya yang begitu hebat menghantam hatinya. 

“Kamu akan mendapatkan balasannya, Axel. Tunggulah sampai hari itu, aku akan membuatmu merasakan rasa sakit yang aku rasakan!” 

Permata bergegas pergi meninggalkan hotel dengan dagu terangkat tinggi meskipun hatinya remuk redam tak karuan. Permata tidak tahu, jika seorang lagi tengah menunggunya di depan rumahnya. 

Saat itu waktu sudah menunjukkan pukul empat sore. Permata keluar dari taksi dan bergegas untuk masuk ke rumah kontrakannya. Sebuah suara memanggilnya dengan sebutan ‘Hei’ sehingga membuat Permata menghentikan langkahnya. Tanpa aba-aba, Permata mendapatkan tamparan tepat di pipinya membuat kepalanya terasa sakit. 

“Perempuan murahan. Jauhi Axel atau kamu akan menyesal!” Suara itu terdengar dingin menusuk telinga Permata. 

Permata menatap perempuan itu dengan diam sebelum bertanya. “Apa masalahmu?”

“Kamu tidak dengar? Jauhi Axel. Jangan berpikir kamu bisa mendapatkannya meskipun kamu sudah menginap di hotel bersamanya.” 

Tanpa pertimbangan sedikitpun, tangan Permata melayang ke pipi perempuan itu dengan keras. Membalas perbuatan perempuan itu kepadanya.

“Aku tidak peduli kamu memiliki hubungan apa dengan Axel, tapi aku tidak akan tinggal diam diperlakukan seperti ini oleh siapa pun. Termasuk kamu dan Axel. Enyahlah!” 

***

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Ummu Elfateh
bila nk update yg baru
2023-07-29 19:45:03
0
user avatar
Marta Wati
suka sekali gaya penceritaanya tdk berbelit² dan konflik yg terbangun tdk mengada².intinya aku sukaa ceritanyaa
2023-06-30 13:29:21
3
user avatar
Fikri Fathian
crtany bgs
2023-06-26 09:02:44
2
default avatar
shim_mn
Aku suka ceritanya.jalan cerita yg bagus & tidak berlebihan.keep up ya.
2023-06-13 09:36:30
2
user avatar
Yanti Gunawan
ceritanya bagus sangat puas dgn alur ceritanya
2023-04-06 10:10:17
3
user avatar
Wahyuni
bagus banget ceritanya
2023-03-26 23:20:11
1
user avatar
Yunique Djafar
rajin2 upload thor
2023-03-26 01:54:52
1
user avatar
Yanti Gunawan
ceritanya seru bagus jg, di tunggu update nya
2023-03-21 07:22:18
3
default avatar
jejenfatih
seru... di tunggu update nya
2023-03-07 18:10:54
1
user avatar
repetition
halo, kak. Mampir ke ceritaku, yuk. Judulnya Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami. Terima kasih
2023-02-22 08:32:50
1
default avatar
Mpus Travelling
ceritanya menarik.. ga sabar nungguin update bab selanjutnya...
2023-02-16 22:38:14
1
user avatar
Ricye Fererocher
permata membosankan..ngak ada pendirian.
2023-04-29 13:29:21
0
298 Chapters
Part 1. Dicampakkan
“Maksudmu apa, Axel?” Seharusnya hari ini menjadi hari yang membahagiakan bagi Permata, bukan sebuah duka yang menyesakkan. Tepat 24 jam yang lalu, dia dinikahi dengan seorang lelaki yang dicintai bernama Axel. Lelaki itu Menjanjikan sebuah kebahagiaan semu yang kini lenyap begitu saja. Permata tidak tahu apa yang terjadi ketika tiba-tiba Axel mengakhiri hubungan mereka. “Apa ucapanku kurang jelas? Aku tidak ingin bersama denganmu lagi. Kita cukup sampai di sini.” Awalnya, lelaki itu menjanjikan kebahagiaan. Namun, kebahagiaan itu rupanya hanya sebuah kebahagiaan semu yang lenyap tanpa sisa setelah ungkapan Axel tersebut. Gelombang pasang seakan menghantam tubuh Permata sampai hancur. Permata seakan kehilangan nyawanya detik itu juga. Untuk beberapa saat, dia tidak bisa memahami apa yang terjadi. Meskipun tubuhnya terasa bergetar, tapi bibir Permata masih sanggup mengulas senyum manis. “Jangan bercanda, Axel. Kita baru saja menikah dan semalam kita bahkan sudah melakukan malam per
last updateLast Updated : 2023-01-24
Read more
Part 2. Pertemuan Tak Menyenangkan
“Selamat malam, Pak Gema.” Suara sapaan itu terdengar manis dan lembut seolah tengah menyihir siapa pun yang mendengarnya. Seorang Perempuan berparas cantik berdiri di belakang Gema dengan penampilannya yang anggun nan menawan. Gaun berwarna biru dengan potongan rendah menutup bagian tubuhnya dengan sempurna. Namun tak mampu menutup belahan dadanya yang indah. Tubuhnya langsing dan berisi di tempat yang semestinya. Kulitnya putih nan lembut. Mata almond-nya begitu jernih. Ada senyum kecil tercetak di bibirnya menambah kecantikannya berkali-kali lipat. “Berlian?” Bibir Gema yang tadinya tertutup rapat, kini mengeluarkan senyum lebar seolah dia baru saja mendapatkan harta karun berharga. Berlian mengangguk sedikit membuat pergerakannya yang kecil tersebut mengeluarkan aroma wangi yang lembut dan menyenangkan. Gema seolah tersihir oleh kecantikan Berlian, namun dia buru-buru mengubah pikirannya dengan bersuara. “Selamat datang, Berlian. Dan terima kasih sudah memenuhi undangan saya.
last updateLast Updated : 2023-01-24
Read more
Part 3. Berhadapan Dengan Axel
Semua orang yang berada di bawah naungan Infinity Entertainment sedang menikmati pesta. Semua orang bersenang-senang dan bahagia. Bahkan Permata pun tampak tidak terpengaruh dengan ucapan Axel yang merendahkannya beberapa saat lalu. Toh dia sudah membayarnya beserta bunganya. “Terima kasih kepada semua rekan-rekan yang sudah menerima saya dan menjadikan saya bagian dari keluarga besar Infinity. Saya berharap kita bisa menjalin hubungan baik satu sama lain mulai malam ini.” Permata Berlian, atau dulu selalu dipanggil dengan Permata, sekarang kembali dengan identitas yang berbeda dan lebih dikenal dengan nama Berlian. Berlian yang tentu saja memiliki kedudukan lebih tinggi dibanding Permata. Dulu dia dibuang, tapi sekarang semua orang memujinya habis-habisan. Bahkan dia sekarang bisa menjawab kata-kata Axel yang menyakitkan itu percaya diri yang tinggi. Semua itu tentu karena Berlian, bukan Permata. “Sebuah kehormatan bagi saya berada di tempat ini, dan terima kasih kepada Pak Gema
last updateLast Updated : 2023-01-24
Read more
Part 4. Angkasa
“Tidak ada salahnya, kan kalau kita mencoba bermain-main lagi setelah sekian lama?” Permata ingat betul dengan kejadian lima tahun yang lalu di kamar hotel setelah pernikahannya. Bagaimana Axel yang dengan tidak punya belas kasihan menusuk hati Permata dengan kata-kata tajam yang menyakitkan. Dia dibuang begitu saja setelah Axel berhasil merenggut kesuciannya. Bahkan dengan bangganya Axel mengatakan jika pernikahan yang mereka lakukan semata adalah sebuah permainan. Mengingat itu, amarah Permata seolah menguar begitu saja. Tapi dia tahu jika akal sehatnya harus terus berjalan. Jika dulu Permata begitu mudah untuk ditumbangkan, maka tentu tidak berlaku untuk sekarang. Lima tahun dia berada di negeri orang dengan banyak hal buruk yang pernah terjadi kepadanya, dan itu mampu membuat dirinya berdiri tegak untuk menghadapi dunia. “Jangan berpikir karena kamu sudah berubah, lantas bisa mengubah semuanya. Saya, bahkan masih memandang dirimu seseorang yang pernah dicampakkan. Kamu tetap w
last updateLast Updated : 2023-01-24
Read more
Part 5. Kerja Sama
Setelah satu minggu berlalu, akhirnya Permata memulai jadwalnya dengan sebuah pemotretan untuk sebuah majalah fashion. Keberadaannya yang selalu diagung-agungkan menjadikan Permata seperti Tuan Putri yang datang dari sebuah kerajaan. Dia sangat diterima keberadaannya di negeri ini. Semua staf yang bekerja sama dengannya terlihat menikmati pekerjaan mereka. Terlebih lagi, Permata mudah diarahkan oleh sang fotografer sehingga pekerjaan mereka menjadi lebih cepat. Sebelum Permata keluar dari ruangan tersebut, dia menghadap ke semua orang yang ada di sana. “Terima kasih untuk hari ini, Teman-teman. Silakan menikmati makan siang kalian. Senang bekerja sama dengan kalian.” Ucapannya yang tidak seberapa itu mendapatkan tepuk tangan dan ucapan terima kasih berkali-kali dari setiap staf. Untuk merayakan kembalinya dia bekerja, Permata mentraktir semua staf yang ada di sana. Setelahnya, Perempuan itu keluar dari ruangan pemotretan untuk pergi dari tempat itu diikuti oleh manajernya bernama A
last updateLast Updated : 2023-01-24
Read more
Part 6. Mendekat Pada Musuh
“Apa?” Almeda terkejut mendengar jawaban Permata yang baginya sangat tidak masuk akal. “Kita perlu membicarakan ini nanti, Berlian.” Almeda memecahkan keheningan yang beberapa saat lalu menyelimuti mereka.Dalam pikiran Almeda, perusahaan Axel bahkan akan diberikan penolakan pertama dibandingkan perusahaan lain. Ekspresi yang ditunjukkan oleh Almeda kelam luar biasa ketika pikirannya tidak sesuai dengan pikiran Permata. Kalau sekarang mereka hanya berdua saja, sudah pasti Almeda akan mengeluarkan kekesalannya kepada Permata. Bahkan Axel yang mendengar keputusan Permata saja tampak terkejut. Lelaki itu menoleh pada Permata yang ada di sampingnya seolah mencari jawaban atas keputusan perempuan itu. “Kita tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan yang datang kepada kita, Al. Kita tahu Pak Axel memiliki perusahaan besar dan aku rasa itu sebuah lompatan yang baik untukku berada di sana. Bukankah begitu, Pak Gema?”Permata menatap Gema dengan matanya yang jernih dan entah kenapa itu seperti
last updateLast Updated : 2023-02-14
Read more
Part 7. Permainan Dimulai
“Kontrak akan berjalan selama enam bulan untuk percobaan. Kalau itu membuat pengaruh yang baik bagi perusahaan, maka kontrak akan diperpanjang.” Akhirnya meeting kembali dilakukan keesokan harinya setelah Permata menerima kerja sama dari perusahaan Axel sehari yang lalu. Tampaknya sebelum pertemuan itu dilakukan, Axel dan Gema sudah saling membahas tentang kontrak. Dan bahkan tidak main-main, enam bulan masa percobaan. Itu sedikit mengejutkan. Almeda menoleh kepada Permata dan memberikan kesempatan kepada perempuan itu untuk bicara. “Itu terlalu lama, Pak Gema. Saya bisa melakukannya hanya dalam satu bulan.” Meskipun itu terdengar sangat sombong, tapi Permata tidak akan berbicara besar jika dia tak mampu. “Tapi, Berlian, bukankah lebih baik mengambil jeda waktu juga?” Gema bernegosiasi. “Setelah launching, foto pasti akan disebar ke public dan dari sanalah kita akan tahu seberapa besar antusias konsumen terhadap perhiasan yang dikeluarkan oleh Roque Glacio. Tapi kita harus tah
last updateLast Updated : 2023-02-15
Read more
Part 8. Apa Aku Punya Ayah, Mami? 
“Jadi mereka masih bersama?” Permata bergumam dengan suara kecil. Dia tidak pernah menyangka kalau Axel akan bertahan dengan perempuan yang sama dalam waktu yang lama. Pantas saja kalau perempuan itu murka dengan mendatanginya di masa lalu. Perempuan itu pastilah menyangka kalau dia adalah selingkuhan Axel. Apakah mungkin, perempuan itu menguntit dirinya dengan Axel sebelumnya untuk mendapatkan bukti? Lalu, apakah perempuan itu juga sudah tahu kalau Axel hanya menggunakan Permata sebagai mainan? Membuangnya setelah lelaki itu mencapai keinginannya? Apakah jika waktu mempertemukan mereka kembali, perempuan asing itu akan mengenalinya dan menyerangnya lebih dulu? Tapi bukankah itu pantas dilakukan oleh perempuan yang sakit hati karena diduakan? Tiba-tiba saja, perasaan Permata memburuk memikirkan kemungkinan-kemungkinan itu. Dia datang untuk membalaskan dendamnya kepada Axel dan perempuan itu, kenapa melihat kejadian hari ini justru dia merasa dirinyalah yang bersalah karena berada d
last updateLast Updated : 2023-02-15
Read more
Part 9. Jangan Ambil Putraku
“Aku benar-benar akan membuat kamu menyesal sudah membuang Angkasa, Axel. Kamu akan memohon maaf kepadaku atas perbuatan keji yang sudah kamu lakukan kepada putraku.” Batin Permata menjerit pilu. Anak-anak seusia Angkasa masih sangat membutuhkan sosok orang tua yang utuh. Tapi bocah kecil itu justru tidak tahu bagaimana rupa ayahnya, atau bagaimana suaranya. Jika ayahnya meninggal, itu tentu beda permasalah. Sayangnya, ayah Angkasa pun tak tahu kalau dia memiliki putra menggemaskan di dunia ini. Almeda mengusap punggung Permata dan menguatkan perempuan itu. “Jangan tunjukkan kesedihanmu di depannya.” “Aku mengerti.” Selama ini, Permata selalu menunjukkan ekspresi bahagia setiap bersama dengan Angkasa. Seberat apa pun hari yang dilalui, dia akan tetap bersedia menemani putranya belajar jika bocah itu menginginkannya. Malam tiba. Permata membaringkan tubuh lelahnya di atas kasur dan mendesah nyaman. Dia baru saja menidurkan Angkasa di kamar bocah itu dan kini gilirannya mengisti
last updateLast Updated : 2023-02-16
Read more
Part 10. Mengingat Kejadian di Tempat Yang Sama
“Kita akan terus bersama-sama melewati hidup ini. Kamu tidak membutuhkan sosok ayah dalam hidupmu karena Mami yang akan bekerja keras untuk memberikan Apa pun yang Angkasa inginkan. Dan menjadi sosok ayah yang Angkasa butuhkan.” Ucapan itu tegas keluar dari mulut Permata dan disaksikan dengan keheningan malam disertai dengan dentingan jarum jam. Dia sudah menjadi kuat sejak keberadaan Angkasa di dunia ini, dan akan seperti itu selamanya. Setelah menyelimuti putranya, Permata meninggalkan kamar Angkasa dengan langkah lunglai. Dia kembali ke kamarnya, namun sisa malam itu, Permata menghabiskannya dengan duduk diam karena rasa kantuknya lenyap begitu saja. Paginya, Berlian tampak lemah. Matanya sayu dan terlihat mengantuk. Almeda lantas mengeluarkan tanyanya, “Ada apa dengan matamu?” “Aku semalam nggak bisa tidur.” Permata menjawab sebelum masuk ke dalam mobil. Duduk dengan tenang di kursi belakang, kemudian memasang sabuk pengaman. Diikuti Almeda di sampingnya, dan Denial di kursi
last updateLast Updated : 2023-02-16
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status