Jihan telah bersiap bekerja tidak menampik rasa yang kini menyeruak dalam hatinya. Rasa seakan terjadi dengan cepat. Namun ia berusaha untuk tidak memperdulikannya, semua ia lakukan demi masa depan putranya. Sampai di kantor desas-desus kembali terdengar kali ini masalah yang baru kemarin terjadi dimana Andra datang dan memintanya untuk menjadi istrinya, bersamaan dengan kedatangan Indah kerumahnya sehingga pertengkaran tidak terelakkan lagi. Indah salah paham padanya seakan dirinyalah yang menjadi penyebab Andra tidak menerima cintanya yang telah lama terpendam.
Jihan menjatuhkan tubuhnya di kursi kerjanya menyibukkan dengan tumpukan berkas yang harus ia pelajari dan secepat ia selesaikan hingga tiba-tiba seseorang datang dan mengucapkan kata yang membuat Jihan tersentak.
"Jihan maafkan saya, tapi,"
Pak Iwan pria yang memilik suara yang kini berada di depan meja Jihan meskipun ucapannya lirih namun sarat akan penekanan.
"Pak Iwan, saya mengerti dan sangat memahaminya. Saya tahu hal i