Kinanti tanpa sadar melonggarkan pelukannya kepada Ola. Ia menatap wanita yang baru saja datang itu.
Perempuan itu tersenyum manis sekali, kemudian menatap ke arah Aidan. “Tolong bawakan koper saya sekalian juga ya, Dan?” pintanya.
Sementara Aidan menatap sang bos, yang hanya menunjukkan ekspresi datar. Rasanya simalakama sekali, berada di tengah-tengah orang yang tidak disukai oleh bosnya.
Bukan apa-apa, masalahnya barang bawaan sang bos saja sudah banyak. Lalu Aidan ketambahan harus membawa barang milik Mega juga?
Kalau begini ceritanya, Aidan seperti ingin meminta bantuan Squidward yang punya banyak tangan.
Tapi mana mau, Mega mengerti? Satu-satunya orang yang bisa menegur wanita itu, ya hanya bosnya saja.
Lagian kenapa pula wanita itu ikut, sih?
Mengerti dengan keberatan sang asisten, akhirnya Damar yang angkat bicara.
“Jangan merepotkan Aidan, dia sudah banyak barang bawaan,” kata Damar—dingin.
“Ya ampun Mas, cuma nitip satu koper aja masa nggak bisa?” kata Mega, sedikit