“Adel! Kamu ini apa-apaan, sih?!”
Suara Nayla memekik keras, dengan matanya yang memerah dan napasnya yang bergemuruh.
Nayla melangkah dengan perasaan emosi, lalu merebut kotak kardus yang dipeluk Adelian.
“Kamu keterlaluan, Del! Kamu mau membuang semua barang-barang berhargaku?!” lanjut Nayla penuh emosi.
Adelia sempat terkejut dengan kemunculan Nayla, kemudian tersenyum sinis dengan tatapan yang mengejek.
“Berharga, katamu?” Suara Adelia terkesan mengejek. “Lembaran kertas itu sama sekali tidak berguna untukmu, Nayla!”
Nayla terperangah menatap Adelia dengan rasa tak percaya mendengar ungkapannya itu.
“Bagaimana kamu bisa mengatakan itu, Adel?!” Nayla menjeda sesaat, berusaha mengatur napasnya yang bergemuruh hebat. Kemudian dia melanjutkan. “Ini semua berkas-berkas penting, hasil dari pendidikanku selama ini!”
Berkas penting yang dimaksud Nayla itu adalah ijazah dan beberapa sertifikat penghargaan penting dari banyaknya prestasi yang pernah diraihnya semasa kuliah. Apalagi dia