Tirta berpikir sejenak, lalu menyahut, "Sekarang ... sepertinya nggak terlalu cocok. Bu Marila, biarpun nggak ada yang ganggu, memperbesar payudara dan bokong butuh waktu yang cukup lama. Kalau Kak Saba nggak lihat kita setelah kembali, dia pasti mengutus orang untuk mencari kita."
Tirta memang berani melawan presiden, tetapi memperbesar payudara dan bokong Marila bukan masalah biasa. Jika Saba tahu hal ini, ke depannya Tirta malu untuk menghadapi Saba.
Mendengar ucapan Tirta, Marila yang sedikit kecewa mengangguk. Kemudian, dia berdiskusi dengan Tirta, "Oke. Kalau begitu, Pak Tirta cari aku agak malam setelah makan. Tapi Pak Tirta, malam ini kamu cuma perbesar payudara dan bokongku ya? Aku nggak mau Shinta ikut campur."
Tirta yang penasaran bertanya, "Bu Marila, kenapa? Bukannya kamu dan Shinta sudah sepakat untuk melakukannya bersama waktu datang?"
Marila menunduk dengan ekspresi malu. Telinganya juga memerah. Dia menjawab dengan suara yang kecil, "Pak Tirta ... kalau Shinta ikut, ba