Setelah memakan seekor ular putih, Tirta Hadiraja yang impoten tiba-tiba menjadi sangat perkasa. Dia memperoleh mata tembus pandang dan daya ingat super. Tirta yang memiliki sebuah klinik pun mengandalkan kemampuannya untuk menjadi makin hebat. Pada saat yang sama, janda, primadona, dan putri keluarga kaya berebutan untuk menjadi istrinya!
View MoreNamun, ketika perkataan itu sampai ke telinga Darwan, itu justru membuatnya makin mengagumi Tirta. Sebab, dia menganggapnya sangat rendah hati.Darwan memuji, "Bagus, bagus sekali. Selama bertahun-tahun di dunia bisnis, aku sudah bertemu banyak anak muda, tapi nggak ada yang sehebat dirimu.""Kebanyakan dari mereka terlalu sombong dan suka meremehkan orang lain. Tapi, kamu justru rendah hati dan punya sifat yang baik. Putriku memang punya selera yang bagus!" lanjut Darwan."Ayah, jangan terlalu membesar-besarkan. Ini karena Tirta memang hebat, bukan karena aku," jawab Bella dengan malu-malu. Dia menatap Tirta dengan penuh kekaguman.Bella sendiri tidak menyangka bahwa ayahnya akan sangat puas dengan Tirta. Dengan begitu, hubungannya dengan Tirta pun hampir pasti bisa diterima.Namun, Tirta justru merasa makin tertekan. Dia bahkan sudah merendahkan dirinya. Lantas, kenapa Darwan malah makin menyukainya?"Tirta, boleh tahu kamu berasal dari mana? Gimana keadaan keluargamu?" tanya Darwan
Darwan berujar, "Tampaknya semua ini berkat Tirta yang disebut-sebut Bella. Masih muda, tapi selain ahli dalam memilih batu, kemampuan medisnya juga luar biasa. Aku jadi makin penasaran dengannya."Mendengar perkataan awal dokter wanita itu, ekspresi Darwan sempat berubah. Namun setelah mendengar bahwa kondisi Bella sudah membaik, kekhawatirannya pun mereda. Dari nada bicara dokter, Darwan bisa merasakan bahwa Tirta adalah sosok yang sangat dihargai.Saat ini, Bella berucap, "Ayah, awalnya aku juga nggak tahu dia sehebat itu. Tapi setelah itu aku menyadari bahwa dia hampir bisa melakukan apa saja. Rasanya nggak ada yang nggak bisa dia lakukan.""Bahkan, Pil Kecantikan yang sedang sangat populer adalah hasil karyanya," puji Bella. Dia merasa lega ketika melihat reaksi ayahnya. Itu sebabnya, dia mulai memuji Tirta tanpa henti."Oh? Jadi, Pil Kecantikan itu hasil karyanya? Anak muda yang hebat!" ucap Darwan yang makin kagum. Pil Kecantikan yang menjadi sorotan Keluarga Purnomo karena pot
Ketika Tirta kembali dengan membawa obat, Bella berkata dengan wajah tersipu dan suara lirih, "Tirta, ayahku bakal kemari. Dia bilang mau melihatmu.""Hah? Melihatku?" Tirta termangu."Ya. Kalau dia merasa puas, kita bisa bersama." Ketika mengatakan ini, tatapan Bella terus tertuju pada Tirta."Oh ... baguslah kalau begitu." Ekspresi Tirta tampak agak canggung."Tirta, sepertinya kamu nggak senang. Kamu nggak ingin pacaran denganku ya?" Bella seketika merasa cemas."Bukan begitu. Aku cuma gugup. Gimana kalau ayahmu nggak menyukaiku nanti? Bukankah sangat gawat?" Tirta berpura-pura menghela napas dengan cemas.Faktanya, Tirta sama sekali tidak merasa gugup. Masalahnya adalah ada banyak wanita cantik yang menunggunya di rumah. Jika Tirta bertemu ayah Bella dan hubungan mereka direstui, dengan kekuasaan Keluarga Purnomo, mereka pasti akan tahu Tirta punya banyak wanita.Ketika saat itu tiba, bukankah Bella akan menangis darah dan membencinya? Tidak boleh, Tirta tidak boleh membuat ayah Be
Tirta telah memberi tahu Adit bahwa ledakan disebabkan oleh Pasha. Dia bisa menebak alasan Pasha mati. Pasti ada kaitannya dengan Tirta. Namun, tindakan Pasha ini sangat keterlaluan. Bisa dibilang dia pantas mati."Tenang saja, Pak. Kami nggak bakal membocorkan apa pun." Para pekerja mengiakan."Kalian bereskan kekacauan di sini, kalian ikut aku menjaga kamar Bu Bella. Jangan terlalu ribut. Bu Bella harus istirahat," perintah Adit.....Sebelum langit gelap, Tirta kembali dengan membawa banyak bahan obat. Kemudian, dia memasak semua bahan obat itu dan menyuapi Bella.Pada akhirnya, Bella tertidur lelap sambil menggenggam tangan Tirta. Tirta tidak menyingkirkan tangannya. Dia duduk sambil tidur di pinggir ranjang, membiarkan Bella menggenggamnya.Keesokan pagi, Bella mendapati Tirta tidur di pinggir ranjang. Dia merasa sangat terharu. Tirta juga merasakan pergerakan Bella. Dia tahu Bella sudah bangun, jadi membuka mata dan menguap."Tirta, kenapa kamu nggak tidur di ranjang saja?" tanya
Kemudian, Tirta membantu Bella menyambungkan tulangnya kembali. Setiap gerak-gerik Tirta sangat lembut. Dia tidak ingin Bella merasa sakit.Faktanya, Bella memang tidak bisa merasa sakit. Ini karena tatapannya terfokus pada Tirta yang merawatnya dengan sepenuh hati, seolah-olah hanya ada dirinya di hati Tirta.Tirta tahu Bella hanya menahan rasa sakitnya. Dia berkata, "Bu, kalau sakit, kamu boleh ngobrol denganku supaya bisa lebih rileks.""Nggak sakit kok, sedikit pun nggak. Omong-omong, kenapa tiba-tiba terjadi ledakan?" Bella menggeleng, lalu bertanya dengan penasaran."Itu ulah Pasha. Tapi, aku sudah membunuhnya untuk membalaskan dendammu. Beraninya dia melakukan hal semacam itu. Aku nggak mungkin membiarkannya hidup!" timpal Tirta. Ketika mengungkit tentang Pasha, ekspresi Tirta menjadi dipenuhi kebencian."Kamu membunuhnya?" Bella terkejut mendengarnya. Jika ada yang mengetahuinya, apakah Tirta akan dalam bahaya? Bagaimanapun, pembunuhan adalah sesuatu yang ilegal."Nggak perlu c
Dengan demikian, detak jantung Bella mulai terdeteksi kembali. Awalnya masih sangat lambat, tetapi seiring pergerakan mutiara perak itu, detak jantung Bella akhirnya normal. Napasnya juga stabil. Itu artinya, Bella telah melewati masa kritis."Bahan obat ini lumayan juga." Bisa dibilang wanita itu merebut Bella dari malaikat maut. Namun, tidak terlihat perubahan apa pun pada ekspresinya. Tatapannya justru tertuju pada lima bahan obat yang dipetik oleh Tirta.Kemudian, wanita itu mengambilnya. Kelima bahan obat itu tiba-tiba menjadi layu. Semua khasiat yang terkandung di dalam diserap olehnya."Aku sudah menyelamatkannya. Jangan lupa janjimu padaku." Wanita itu melambaikan tangannya, lalu mutiara perak meninggalkan tubuh Bella dan masuk ke tubuh Tirta.Tidak berselang lama, kesadaran Tirta pulih kembali. Dia bergumam, "Aku nggak akan lupa."Tirta mencemaskan kondisi Bella. Setelah tersadar, dia segera mencari Bella. Begitu melihatnya, dia tak kuasa berseru kaget, "Bu Bella benaran selam
Agar tidak memperparah cedera Bella, Tirta terpaksa meninggalkannya dulu. Dia mencari dahan pohon dan rerumputan untuk menghalangi Bella. Setelah semuanya beres, dia segera berlari ke pedalaman hutan!Untungnya, Tirta menghafal semua karakteristik obat yang tertera di buku medis kuno. Dia tahu di mana tumbuhnya bahan obat yang diperlukan untuk meracik Pil Kebangkitan.Ketika menemukan bahan obat di antara bebatuan, Tirta langsung menginjak batu hingga hancur! Ketika menemukan bahan obat di antara duri, dia langsung menerobos tanpa takut terluka! Ketika menemukan bahan obat di seberang sungai, dia langsung menyeberangi sungai!Ketika menemukan bahan obat di antara pepohonan, dia langsung mematahkan pohon! Ketika menemukan bahan obat di tebing, dia langsung mengambilnya tanpa takut mempertaruhkan nyawa!Hanya dalam sejam, Tirta berhasil menemukan lima macam bahan obat. Kalau bukan karena punya fisik istimewa, dia pasti tidak akan tahan.Namun, Tirta belum menemukan obat terakhir untuk me
Tirta tidak sempat memedulikan orang-orang di dalam gua lagi. Ledakan hanya membuat sebagian pintu masuk gua runtuh. Jadi, nyawa mereka tidak berada dalam bahaya. Asalkan membuka jalan keluar untuk mereka, mereka pasti selamat.Kini, yang paling penting adalah nyawa Bella. Tirta menggendong Bella sambil berlari kencang. Pada saat yang sama, dia tidak lupa mencari bahan obat untuk meracik Pil Kebangkitan.Tirta memang telah menemukan cara untuk menyelamatkan Bella. Namun, bahan obat untuk meracik Pil Kebangkitan terlalu langka. Dia tidak yakin bisa menemukannya.Jika tidak bisa mengumpulkannya dalam waktu singkat, Bella akan mati! Ketika memikirkan ini, Tirta merasa makin panik.Di sini adalah pinggiran tambang giok. Banyak tanah yang telah digali. Terlihat banyak jejak aktivitas di sini, jadi tidak mungkin ada bahan obat yang tersisa. Jika ingin menemukannya, Tirta harus masuk ke pedalaman hutan."Tirta ... Tirta .... Apa aku sudah mati? Syukurlah! Meskipun aku mati, kamu tetap memeluk
Sebelum sempat melangkah lebih jauh, tiba-tiba tumpukan batu di belakangnya berguncang dan terjatuh."Ada apa ini? Masa mereka masih hidup?" Pasha tanpa sadar menghentikan langkah kakinya. Namun, hal seperti ini tidak mungkin terjadi. Batu-batu itu setidaknya jutaan kilogram. Siapa pun yang tertimpa pasti akan mati. Tidak mungkin ada yang selamat!Namun, sebelum Pasha merasa lega, makin banyak batu yang bergelinding. Saat berikutnya, terlihat Tirta yang sekujur tubuhnya berdebu, menggendong Bella yang tidak sadarkan diri. Mereka benar-benar keluar dari tumpukan batu!Tirta memang tidak menduga akan terjadi ledakan seperti itu. Saat itu, dia ingin mengambil keuntungan dari Bella. Kebetulan, dia sedang memeluk Bella dengan erat. Itu sebabnya, ketika ledakan terjadi dan gua runtuh, Tirta langsung melindungi Bella.Jika itu orang lain, mereka pasti sudah ditimpa batu dan mati. Namun, hal ini berbeda untuk Tirta. Dia mengerahkan segenap tenaganya untuk meloloskan diri dari tumpukan batu.Ti
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments