Shinta menambahkan, "Kamu juga nggak usah pedulikan aku."
Melihat sikap Marila, Shinta tidak berpura-pura lagi. Dia mencebik, lalu naik ke lantai atas dengan hati-hati. Shinta yang ingin belajar tidak peduli dengan apa pun lagi.
Marila yang panik segera memanggil Shinta dengan suara kecil, "Shinta, Pak Tirta dan Bu Bella lagi bermesraan! Apa yang kamu lakukan? Cepat kembali!"
Namun, Shinta sudah bertekad untuk memahami hal itu. Jadi, dia tidak menyahut biarpun Marila terus memanggilnya. Shinta tetap bersikeras naik ke lantai atas.
"Kalau begitu, aku juga ikut lihat. Kalau Pak Tirta tahu, aku bilang Shinta yang bersikeras mau lihat. Aku cuma datang untuk menghentikannya. Seharusnya Pak Tirta nggak akan marah!" gumam Marila.
Setelah beberapa saat, Marila yang awalnya merasa bimbang cukup lama juga melangkahkan kakinya dan mengikuti Shinta.
Marila dan Shinta mengikuti arah suara. Tak lama kemudian, mereka sampai di depan kamar tempat suara Bella terdengar.
Sayangnya, Tirta menutup pintu k