Seperti de javu, Evan dan Hana berada di bandara, dengan Arfindo dan Melinda yang sudah menunggu mereka di dekat area check in.
"Kalo penganten baru tu emang lengket gini terus ya?" tanya Arfindo sambil menggeleng-gelengkan kepala.
"Cobain aja sana, biar tau rasanya nggak bisa jauh sama istri," balas Evan.
"Ck! Kamu nggak risih Han dikekepin terus sama Evan?"
"Nggak lah, masa dikekepin suami risih."
"Shit! Paket lengkap banget suami istri ini," umpat Arfindo.
Bukan tanpa alasan Arfindo sejak awal menyindir kemesraan mereka. Ia hanya ingin membuka mata Melinda kalau kesempatan untuknya sudah tertutup, dengan cara yang lebih halus.
Sayangnya, Melinda tidak acuh dengan apa yang sedang diusahakan Arfindo. Ia juga tidak ingin melihat pemandangan mesra yang tersaji di depannya. Jadilah yang dilakukannya hanya bermain ponsel dan menyesap kopi dari cup berlogo sebuah merk franchise coffee shop yang terkenal yang berada di tangannya.
"Kalian mau duluan masuk ke ruang tunggu? Gue mau nemenin Ha