"Evan, aku perlu bicara."
Ribka bergegas berlari mengejar Melinda. "Bu, maaf Pak Evan tidak berkenan bertemu ibu."
Melinda melirik tajam ke arah Ribka, dan menyentak tangan Ribka yang semula memegang pergelangan tangannya.
"Evan, please," rengek Melinda.
"Nggak ada yang mau kuomongin sama kamu," jawab Evan dingin.
"Van, cari tempat aja deh, nggak enak dilihatin orang." Azka mengedarkan pandangan ke sekitar. Beberapa karyawan yang hendak keluar kantor untuk makan siang atau karyawan yang baru kembali dari meeting menatap mereka dengan penuh minat.
"Nggak perlu, Mas. Nggak ada yang perlu diomongin kok."
"Mas Azka, please, Mas. Aku perlu ngomong, masalah perusahaanku, aku janji nggak ada hubungannya sama perasaanku."
"Udah lah, Van. Kita bener-bener jadi pusat perhatian. Aku nggak bakal ninggalin kalian, kalo kamu khawatir Hana salah paham."
Evan menghela napas kasar. "Rib, cari tempat di coffee shop biasa, yang agak jauh dari orang-orang."
Ribka mengangguk dan bergegas berjalan cepat, l