"Beneran kamu siap? Ini belum lama dari kejadian waktu itu. Aku nggak maksa buat cepet-cepet kok," ucap Evan yang masih belum membuka central lock mobilnya.
Keduanya berada di area parkir rumah sakit ibu dan anak.
Hana mengangguk. "Aku juga harus ngecek kondisiku kan. Takutnya memang rahimku lemah atau apa. Tau lebih cepet kan lebih baik."
"Jadi mau promil atau mau periksa kondisimu aja?"
"Dua-duanya, Mas. Kok jadi kamu yang gelisah sih?"
Evan hanya bisa menghela napas pasrah. Tidak tahukah Hana betapa khawatirnya ia kalau saja hasil pemeriksaan mengecewakan dan membuat Hana banyak pikiran hingga harus bergantung lagi pada antidepresannya?
"Janji ya, apapun hasilnya jangan sampe bikin kamu banyak pikiran. Kita lewatin bareng-bareng."
"Iyaaa." Hana mengusapi rahang tegas Evan. Sepertinya bagian itulah yang ketika diusapnya selalu berhasil menenangkan Evan.
***
"Bi, Evan sama Hana mana?" tanya Letta yang baru saja memasuki rumah mereka dan disambut Bi Lastri yang sedang membersihkan tera