"Aku nggak nawarin masuk." Hana berusaha menahan pintu apartemennya agar Evan tidak bisa masuk. Bisikan Evan padanya di acara makan malam tadi membuatnya was-was dengan apa yang akan dilakukan Evan.
"Hana. Buka pintunya, nggak?" Evan menatap Hana serius dari balik pintu, tapi Hana masih bergeming.
"Nggak." Hana menggeleng-gelengkan kepala masih dengan badannya menahan pintu.
Dari sisi luar, Evan juga menahan pintu agar tidak tertutup sempurna ketika Hana mendorongnya.
"Lagian kan kata Tante Letta kamu harus langsung pulang abis nganterin aku."
"Tapi kan Mama nggak bilang nganterin sampe mana? Nganterin sampe parkiran, nganterin sampe lobby, nganterin sampe depan pintu apartemen, nganterin sampe kamar, atau ... nganterin sampe ke alam mimpi."
“Dih, ngeles aja kayak bajaj.”
Sudah sekitar lima menit mereka saling menahan pintu. Hana akhirnya menyerah, membiarkan Evan masuk ke dalam unit apartemennya.
Evan mengangkat satu sudut bibirnya saat melihat Hana mengalah. Ia lantas menggiring Han