“Van.”
Suara mamanya terdengar memanggil Evan saat ia baru saja menginjakkan kaki ke dalam rumah.
Evan memang pulang agak telat dan tidak ikut makan malam bersama, wajar kalau mamanya menunggu di ruang keluarga sembari berkutat dengan laptopnya. Bukan berarti dia anak mama, tapi memang begitu perlakuan di keluarga Cakrawangsa, tidak hanya berlaku untuk Evan, tetapi juga untuk kedua adiknya, dan bahkan Hana kalau sedang menginap di sana.
“Mama ngapain?”
“Nunggu kamu,” jawab Letta singkat sambil tetap mengutak-atik keyboard laptop-nya.
“Iya, aku tau. Maksudku itu loh, Mama lagi ngerjain apa, kok jam segini masih main laptop, bukannya kayak ibu-ibu lain yang nonton sinetron.”
Letta berjengit ngeri mendengar seloroh Evan. “Enak aja! Mama? Nonton yang ribuan episode itu? Makasih deh.”
Evan menatap layar yang sejak tadi dilihat mamanya dan seketika ia menelan ludahnya. Mamanya, seo