"Meeting kali," jawab Hana berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Iya, meeting. Mempertemukan apa yang perlu dipertemukan."
"Apa sih, Van? Kamu udah beres-beresnya? Aku mau beres-beres juga, biar kita bisa cepet pulang."
Evan mengerucutkan bibir. "Bisa check out besok siang loh padahal. Sayang nggak sih kamar hotelnya? Mending dipake dulu."
"Aku sih lebih sayang nyawamu daripada kamar hotel."
"Hah? Apa hubungannya sama nyawaku?"
"Iya, kalo kita nggak balik, nanti malem pasti Om sama Tante nyamperin ke sini, siap nendang kamu."
Evan terkekeh, membiarkan Hana bangkit dari posisinya meskipun rasanya tak ingin. Evan melirik sebentar ke arah ponselnya yang ia letakkan di atas nakas kemudian menatap ke arah Hana. 'Kamu punyaku, Han.'
Setelah berhasil melepaskan diri dari Evan, Hana melangkah menuju kulkas mini yang berada di dalam kabinet bawah televisi. Evan hanya bisa menatap Hana dengan bigung. Untuk apa wanita itu tiba-tiba membuka kulkas setelah bangun tidur.
Masih dengan mengenakan kemeja