"Ada sedikit masalah di lapangan. Beberapa warga yang nggak mau ngejual lahannya mulai provokasi warga yang lain," ucap Arfindo saat melihat kerumunan orang berada di depan kantor sementara yang dibangun sebagai tempat kerja mandor proyek.
"Kenapa lo nggak bilang dari tadi?" Evan mendengkus kesal, kemudian menatap istrinya dengan gelisah.
Sifat baru yang muncul pada dirinya, memperhatikan apa pun juga yang berpotensi mengganggu atau membahayakan istrinya. Kalau ia tahu ada masalah di lapangan, ia tidak akan mengajak Hana pergi meskipun istrinya itu merengek padanya.
"Ya kan ada masalah atau nggak, tetep aja kita mesti ke lapangan."
"Kalo gue tau ada masalah, nggak akan gue ngebiarin Hana ikut."
"Loh, Hana ikut sebagai istri lo apa asisten lo sih?"
"Istri gue lah. Dia bisa kapan aja resign sebagai asisten gue, tapi dia nggak akan bisa resign sebagai istri gue. Jadi ke manapun dia pergi, di manapun dia berpijak, dia berperan sebagai istri gue."
Tiga reaksi berbeda muncul dari ketiga ora