Suara deru mobil sport terdengar dari luar rumah, menandakan bahwa Zayn akhirnya pulang setelah seharian bekerja. Livia yang sejak tadi menunggu di ruang makan langsung bersemangat. Matanya berbinar, tangannya mengepal di depan dada.
"Ini saatnya!" bisiknya penuh antusias.
Begitu pintu utama terbuka, Zayn melangkah masuk dengan ekspresi dingin khasnya. Setelan jas hitamnya masih rapi, tapi wajahnya menunjukkan kelelahan. Dia melepaskan jasnya dan menyerahkannya kepada seorang pelayan sebelum menghela napas pelan.
Namun, sebelum dia bisa bergerak lebih jauh…
"Zayn!"
Livia langsung berlari mendekat dengan senyum cerahnya.
Zayn mengangkat alis. "Apa lagi?"
"Ayo ke ruang makan dulu!" katanya sambil menarik pergelangan tangan pria itu tanpa memberikan kesempatan untuk menolak.
Zayn sempat ingin melepaskan tangannya, tetapi melihat Livia yang tersenyum penuh harapan, dia malah membiarkan dirinya diseret ke ruang makan.
Saat mereka tiba, Zayn langsung mengerutkan kening.
Di atas me