Suasana pesta kembali ramai—tawa, gelas bersulang, dan denting musik klasik mengalun dari orkestra di panggung utama. Tak ada yang menyadari, bahwa di balik gemerlap malam itu, luka mulai terbuka.
Ariella menggenggam flashdisk kecil yang diberikan Jason seerat mungkin dalam genggamannya. Ucapan Jason terus menggema di kepala—tentang dokumen rahasia, tentang transaksi yang tak tercatat, dan tentang kebenaran di balik kecelakaan Rigen.
Tapi yang lebih mengganggu adalah… kenapa Jason begitu yakin bahwa ia harus tahu?
Rigen berjalan diam di sampingnya, langkahnya berat, tatapannya tajam pada siapa pun yang mendekat. Ia seperti bom waktu yang bisa meledak kapan saja.
Tepat saat mereka kembali memasuki ballroom, lampu tiba-tiba meredup.
Semua kepala menoleh.
Di layar besar di tengah panggung, gambar Rigen tiba-tiba muncul. Bukan dalam pose gagah, bukan dalam wawancara politik seperti biasa—melainkan… di sebuah kantor gelap, mengenakan kemeja putih terbuka, tengah berbicara dengan seo