"Aku mencintaimu, Mel!”
Kata cinta yang terucap itu kembali membuatku terlena.
Aku juga mencintai Bian, bahkan mungkin lebih besar dari cinta pria ini sendiri.
Tapi tentang rumitnya hubungan ini selalunya membuatku tak bisa ugal-ugalam mengekspresikannnya.
“Sebenarnya aku juga mencintai Mas Bian.” Kusampaikan itu untuk membalas ucapan cintanya.
Bian yang berbaring di samping sembari mengendus leherku menghentikan gerakannya.
“Sebenarnya?” tanyanya heran kenapa aku harus memberi embel-embel kata sebenarnya untuk mengungkapkan kata cinta.
Aku membalikan tubuh agar bisa berhadapan dengannya. Kubelai rambutnya dan mencium bibirnya lembut sebelum menyinggung tentang ketidak pastian ini. Aku hanya tidak mau suasana intim dan romantis yang baru saja tercipta kembali mendingin lagi.
“Mas juga tahu bagaimana hubungan kita, jadi aku membatasi perasaanku saja. Menyiapkan mentalku bilamana suatu saat kau meninggalkanku untuk Miranda.”
Bian tertegun menatapku, menyelami pikiranku