Sahira masih terpaku di kursinya, mencoba mencerna apa yang baru saja didengarnya.
Pulau Hidden Gem.
Besok.
Dua minggu sudah berlalu.
Tangannya sedikit gemetar saat meletakkan cangkir kopi ke meja. Kepalanya terasa pening, napasnya sedikit tidak beraturan.
“Oh, Tuhan ...” gumamnya pelan.
Suasana kantor tetap berjalan seperti biasa, tak ada yang menyadari kepanikannya. Namun, tiba-tiba, langkah sepatu terdengar mendekat.
Sahira reflek mengangkat wajahnya, dan langsung berdiri.
Pak Michael!
Pria itu berjalan dengan santai ke arahnya, tangan dimasukkan ke dalam saku celana. Tatapannya tajam, seolah bisa melihat langsung ke dalam pikirannya yang sedang kacau.
Michael berhenti di depan Sahira, pria itu mencondongkan tubuhnya sedikit.
“Sebentar lagi, Sayang ...,” bisiknya pelan, suaranya dalam dan menggoda.
Sahira terkesiap, tubuhnya menegang.
Michael tersenyum miring, lalu dengan santai mengangkat tangan dan—
Ngek!
Dia meremas pelan pant*t Sahira, membuat Sahira terlonjak kaget. Matanya me