Chapter: Pewaris sah Horisson Steel!Keesokan harinya.Di kantor pusat Horisson Steel Corporation dipenuhi oleh para wartawan, awak media, investor, dan jajaran direksi penting dari dalam dan luar negeri. Lampu-lampu kamera sudah menyala terang, mikrofon berbagai stasiun TV berjajar rapi di meja panjang tempat konferensi akan dimulai. Sorotan tertuju pada satu nama: Michael Nathaniel, CEO karismatik yang dikenal tegas, dingin, dan tak mudah tersentuh media. Namun hari ini, ia membuat pengumuman yang menggemparkan: ia akan memperkenalkan putra sulungnya.Detik demi detik terasa menegangkan.Pintu utama terbuka perlahan, dan muncullah Michael dengan setelan jas abu gelap yang elegan. Di sampingnya, seorang anak laki-laki berusia delapan tahun berjalan dengan langkah tenang namun penuh wibawa kecil. Dialah Marvel Nathaniel, bocah yang dulu dikenal sebagai Maxy si penjual tisu, kini berdiri tegak sebagai pewaris sah kerajaan bisnis baja raksasa itu.Para hadirin langsung berdiri. Kilatan kamera membanjiri ruangan. Bisik-bisi
Huling Na-update: 2025-06-27
Chapter: Tukang rotiSatu bulan kemudian ...Sudah genap satu bulan sejak identitas Maxy dipindahkan secara resmi menjadi Marvel Nathaniel, putra kandung dari seorang pengusaha ternama, Michael Nathaniel.Selama sebulan itu pula, hidup Marvel berubah total.Ia tak lagi tidur beralaskan tikar tipis di ruangan pengap. Kini, ranjang empuk dengan selimut hangat menyambut tidurnya setiap malam. Tak ada lagi rasa lapar atau kecemasan esok akan makan apa. Semua kebutuhan hidupnya tercukupi. Bahkan, ia sudah terbiasa mengenakan seragam sekolah rapi dan sepatu mengkilap.Marvel kini resmi menjadi siswa di salah satu sekolah elit internasional. Sekolah yang hanya bisa dimasuki oleh anak-anak dari kalangan atas. Banyak anak pejabat, artis, bahkan diplomat luar negeri yang bersekolah di sana.Awalnya, semua terasa asing bagi Marvel.Guru-guru berbicara dalam dua bahasa, anak-anak berpenampilan glamor, bahkan menu makan siang di kantin pun seperti hidangan restoran mahal. Namun Marvel bukan anak biasa. Kecerdasannya s
Huling Na-update: 2025-06-27
Chapter: Dr. FeliciaMichael menggenggam tangan Maxy erat saat mereka masuk ke ruang pemeriksaan. Sahira berada di sisi lain, membelai lembut rambut Maxy, sementara Belinda hanya berdiri di pintu, masih kikuk, tapi berusaha tenang. Dia tetap ingin mengawasi anak yang sudah dianggapnya dunia selama delapan tahun terakhir.Dokter anak bernama dr. Felicia wanita paruh baya berseragam putih, menyambut mereka dengan senyum hangat.“Halo. Ini Maxy, ya?” sapanya lembut.Maxy mengangguk malu-malu.“Ayo, Maxy. Kita cek dulu ya. Tidak sakit kok, santai saja.”Maxy duduk di atas tempat tidur pemeriksaan. Satu per satu prosedur pun dilakukan: dari mengukur tekanan darah, mengecek detak jantung, menyenter tenggorokan, hingga mengambil sampel darah kecil. Maxy sempat meringis saat jarum masuk ke kulitnya, tapi Sahira langsung menggenggam tangannya.“Mommy di sini, Sayang,” ucap Sahira lembut.Belinda yang berdiri agak jauh tampak menahan napas. Matanya tak lepas dari Maxy. Wajahnya cemas.Michael berdiri kaku di pojok
Huling Na-update: 2025-06-27
Chapter: Kau akan tetap menjadi ibunya!Seorang wanita muda berdiri di sana dengan tubuh tegap namun anggun. Rambut panjangnya tersisir rapi dan wajahnya dilapisi riasan tipis namun mewah. Ia mengenakan gaun berwarna gading berkilau dengan sepatu hak tinggi yang pasti tak pernah menginjak lumpur. Belinda menelan ludah. Matanya langsung menyipit.“Anda siapa?” tanyanya dingin meski tubuhnya mulai bergetar.Sahira menatapnya tajam, lalu menghela napas dan tersenyum kaku. “Saya ... Sahira. Istri dari Michael Nathaniel. Saya datang ke sini … untuk melihat putra saya.”Deg!Kalimat itu menghantam dada Belinda seperti palu.Maxy memandang bingung ke arah dua wanita itu. Ia masih berdiri di antara mereka, tak mengerti apa yang sedang terjadi.“Putra Anda?” gumam Belinda.Sahira melangkah masuk tanpa izin, pandangannya menyapu seisi rumah—ruang sempit, dinding lapuk, dan atap bocor. Bau pengap menyengat hidungnya, tapi ia berusaha menahannya.“Tempat seperti ini …?” lirihnya.Belinda bergerak cepat dan berdiri menghadang. “Keluar
Huling Na-update: 2025-06-27
Chapter: Siapa yang datang? Michael turun dari mobilnya dengan langkah gontai. Hembusan angin menyapu rambutnya yang kusut, dan wajahnya menyiratkan kepenatan yang tak mampu disembunyikan. Bahunya merosot, matanya sayu. Tak ada lagi sorot tajam penuh percaya diri seperti biasanya. Lelaki itu bahkan tak menyadari ketika Sierra melambai dari teras depan dengan senyum ceria.“Daddy! Daddy sudah pulang! Ayo, main boneka bareng aku. Kita bangun rumah-rumahan lagi, seperti kemarin!”Michael hanya memaksa tersenyum. Langkahnya berat, seolah tubuhnya menanggung beban berton-ton. “Nanti ya, Sayang ...” suaranya lirih, nyaris tidak terdengar.Sahira yang tengah duduk di sofa membaca buku langsung menoleh curiga. Ia mengenal betul bahasa tubuh suaminya. Michael tidak sedang baik-baik saja.“Ada apa, Mike?” tanyanya pelan, sambil bangkit dan menghampiri.Michael tidak menjawab. Ia hanya menatap mata istrinya dalam-dalam, penuh luka yang tertahan.“Ayo bicara di dalam kamar,” ucap Sahira, kini mulai merasa gelisah.Ia berba
Huling Na-update: 2025-06-27
Chapter: Menemui BelindaMobil hitam berkilap itu terparkir tak jauh dari pos ronda tua, mencolok di antara deretan rumah-rumah berdinding triplek dan atap seng berkarat.Michael turun pertama, diikuti oleh David. Langkah kaki mereka menyusuri lorong becek dengan genangan kecil yang memantulkan sisa cahaya senja. Michael menatap sekitar dengan tatapan nanar. Di sinilah ... anaknya tinggal selama ini? Di tempat sekotor ini? Di antara lalat, bau busuk, dan tembok penuh lumut?Ya Tuhan ...!Dadanya sesak. Setiap langkah terasa berat. Karena emosi yang menumpuk: marah, sedih, hancur, dan bersalah.Mereka sampai di depan pintu rumah. Sebuah pintu kayu kusam yang catnya sudah habis terkelupas. Michael menarik napas dalam-dalam lalu mengetuknya. Tok! Tok! Sekali. Tok! Tok!Dua kali. “Permisi ....”Tak ada jawaban.David menoleh. “Kosong?”Michael menggeleng, mengetuk lagi—lebih keras.Tok! Tok! Tok!Beberapa detik kemudian, pintu itu terbuka pelan dengan suara berderit panjang. Belinda muncul. Rambutnya digelung
Huling Na-update: 2025-06-27
Chapter: —SELESAI—Hari demi hari, bulan demi bulan berlalu ... Aku dan anak-anak terus mencoba untuk menghibur Winda. Jangan sampai dia sedih dan terus memikirkan Farah. Ternyata, tidak ada usaha yang menghianati hasil. Winda yang tadinya menangisi Farah setiap malam. Kini sedikit berkurang. Hari ini adalah hari jadi pernikahan kami yg ke 6 tahun, tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Aku berencana mengajaknya liburan di bali sekaligus merayakan anniversary kami. Anak-anak sengaja kutitipkan pada Kak Santi selama aku liburan di bali.Kami sampai di resort Bali setelah sebelumnya naik pesawat selama 2 jam. Winda langsung merebahkan diri di kamar hotel. Aku tau dia pasti kelelahan.Setelah memasukan isi koper ke dalam lemari, aku langsung membuka tirai jendela. Terlihat deburan ombak yang sangat kencang di sertai dengan pemandangan yang sangat cantik. Aku sengaja memilih resort yang menghadap langsung dengan laut. Jadi, saat berdiri di jendela seperti yang kulakukan i
Huling Na-update: 2024-05-30
Chapter: Mencoba Ikhlas“Bagaimana? Apa ada perkembangan?” itu suara Kak Santi. Aku segera menoleh ke arah nya. Kemudian menggeleng, “Belum, Winda masih belum sadar.” jawabku. Aku menatap ke arah ranjang di mana ada Winda yang tengah berbaring dengan luka perban di kepalanya. Kejadian dua hari yang lalu membuatnya tak berdaya di rumah sakit ini. “Anak-anak bagaimana, mereka sama siapa?” Aku menghela napas sejenak, “Bersama asisten rumah tangga kami.” “Kakak ke rumahmu ya, kasian keponakanku. Dua kali ibu mereka masuk rumah sakit.” Aku mengangguk,“Terima kasih, Kak.” “Ya sudah. Kakak pamit ingin menemui mereka. kamu jangan terus bersedih, doakan saja istrimu cepat pulih.“ “Oh iya, bagaimana dengan pelaku yang menyebabkan Winda begini?” “Aku sudah melaporkannya kepada pihak berwajib, biarkan mereka yang mengurusnya.” Kak Santi tersenyum, “Aku tau, adikku tau apa yang harus di lakukan.”
Huling Na-update: 2024-05-29
Chapter: Tolong, panggilkan ambulans!POV Firman Aku baru saja sampai di kantor. Berbarengan dengan aku masuk ke dalam loby, tiba-tiba saja ponselku berbunyi. Aku segera mengangkatnya karena itu berasa dari rumah. Aku sangat takut terjadi sesuatu di rumah. Apalagi itu menyangkut Winda. Kondisi nya masih belum stabil. “Halo, Bibik. Ada apa?” “Halo, Pak. Ibu ... Ibu ....” “Ada apa? Bicara yang jelas?! Winda kenapa?” bertubi-tubi pertanyaan kulontarkan, aku benar-benar merasa khawatir. “Ada apa dengan Winda?” “Tadi Ibu pamit keluar sebentar katanya, dia membawa tas.” Ah, aku meraup wajah kasar. “Sudah kuduga, dia pasti akan berpergian. Harusnya aku tetap di rumah.” Aku menyesal. Kupikir memang benar Winda hanya per
Huling Na-update: 2024-05-28
Chapter: Tas biruPagi hari .... Firman membuka matanya perlahan. Kepala yang semalam terasa berat, kini menghilang perlahan. Meskipun dia demam tinggi semalam, tapi dia ingat semalam Winda mengompres dirinya. Firman pikir Winda percaya pada ucapan seseorang yang mengatakan dirinya adalah penyebab kematian Hendra—kakaknya sendiri. Ternyata wanita itu masih perduli padanya. Firman mengulum senyum. Dia menoleh ke samping. Kosong! Winda tidak ada di sana. Entah semalam istrinya itu tidur di mana dia tidak tau. Sebab, setelah minum obat matanya terasa berat. Dia tertidur dan baru bangun sekarang. Firman menyibak selimut yang menutupi tubuhnya. Dia harus segera pergi ke kantor. Hari ini ada jadwal meeting pagi. Sebagai manager yang disiplin tentu saja Firman tidak ingin telat. Meskipun tubunya masih terasa tidak enak. Namun, semangatnya tidak berkurang sedikitpun. Ada wajah Fira dan Farhan, yang menjadi semangatnya ketika rasa malas itu datang. D
Huling Na-update: 2024-05-27
Chapter: Merasa Khawatir Setelah itu Winda mendekat ke arah Firman duduk di sampingnya, dia menatap muka wajah yang tengah terlelap. Wajah yang sangat teduh, tiba-tiba saja jantungnya berdetak kencang saat menatapnya. Winda menyentuh dadanya sendiri. Deg Deg Deg!Benar, jantungnya berdebar-debar. Padahal Firman Tengah tertidur.“Perasaan apa ini? Apakah aku jatuh cinta pada Firman?”“Ah, sudahlah. Jika memang iya, bukankah tidak apa-apa. Toh, dia suamiku.” Winda mengulum senyum.Senyum di wajah Winda pudar saat melihat bibir Firman bergetar.“A—aku tidak melakukan apapun, Win. Tidak ...” gumam Firman dengan mata yang masih terpejam.Winda langsung menyentuh keningnya.“Sshh, panas!”“Ternyata Firman demam, pantas saja dia tidak turun untuk makan malam.”Winda segera bangun dari ranjang. Kemudian keluar dari kamar. Dia mengambil sesuatu kemudian kembali lagi ke dalam kamar. Sambil membawa bak berisi air hangat dan juga
Huling Na-update: 2024-05-26
Chapter: BerdebatFirman pulang setengah jam kemudian. Setelah menyelesaikan permasalahannya di kantor. Dia segera memarkirkan mobilnya ke garasi. Sebelumnya, dia sudah mendapatkan kabar dari asisten rumah tangganya bahwa Winda sudah pulang.Dengan tergesa dia segera masuk ke dalam rumah. Terlihat Winda tengah duduk di sofa, dengan tangan bersedekap dada. Pandangannya tajam lurus ke depan.Firman tersenyum kemudian berjalan perlahan ke arah nya.“Sayang kamu dari mana saja,” ujarnya saat sudah dekat. Firman duduk di samping Winda. Jarak di antara mereka hanya satu jengkal saja.Winda melirik tajam ke arah Firman. Pria di sampingnya tanpa aba-aba langsung merangkul pundak nya.“Sejak tadi aku mencarimu. Kamu membuatku khawatir, tapi syukurlah kamu sudah pulang.”“Sayang ...”“Berhenti memanggilku dengan sebutan sayang, Firman!” Winda menepis kasar tangan Firman.“Ka—kamu kenapa?”“Aku sudah tau apa yang telah kamu lakukan
Huling Na-update: 2024-05-25
Chapter: Mark selingkuh?“Apa yang ingin Mommy bicarakan denganku?”Eliza duduk di sofa ruang tamu dengan secangkir teh yang tak kunjung ia sentuh. Di hadapannya, Darisa—menatap tanpa senyum, jemarinya yang berhiaskan berlian mengetuk-ngetuk lengan kursi dengan pelan.“Sudah hampir dua tahun kalian menikah,” ucap Darisa, datar. “Kapan aku bisa menimang cucu, Eliza?”Pertanyaan itu meluncur seperti pisau. Eliza menunduk, menyembunyikan kegugupan dan luka yang berkecamuk di dadanya.“Aku sudah berusaha, Mom ...” bisiknya pelan.“Usaha tanpa hasil tetap kegagalan,” sahut Darisa cepat. “Mark anak tunggal. Dia harus bisa memiliki seorang Pewaris. Jika kau tak bisa memberinya keturunan, aku akan bicara padanya. Banyak wanita muda di luar sana yang siap menggantikan posisimu, Eliza.”Deg!Ucapan itu menghantam seperti gelombang besar menghantam karang. Eliza menggigit bibir bawahnya, menahan air mata yang mulai menggenang di pelupuk mata. Namun sebelum ia sempat membalas, suara mobil terdengar dari luar. Mobil hita
Huling Na-update: 2025-07-30
Chapter: Nyonya Darisa3 jam kemudian mereka sampai di mansion keluarga Willson. Begitu kaki Eliza melangkah ke dalam mansion, hawa dingin dan suasana tegang langsung menyergapnya. Aroma mawar dari vas kristal di sudut ruangan tak mampu menenangkan degup jantungnya. Ia baru saja ingin melepas sepatu hak tingginya, tapi tiba-tiba suara yang begitu dikenalnya menggema dari arah ruang tamu. “Eliza,” Langkah Eliza terhenti. Kepalanya menoleh perlahan. Di sana, Ibu mertuanya—Darisa, duduk dengan anggun. Wanita paruh baya itu menatapnya dengan tajam. “Mom?” Eliza mencoba tersenyum, meski bibirnya terasa kaku. “Apa, kau terkejut?” ucap Darisa, suaranya tenang namun menusuk, khas wanita berdarah bangsawan yang terbiasa memimpin banyak orang. “Ah, tidak. Aku hanya tidak menyangka Mom sudah pulang. Bagaimana kondisi Daddy?” Eliza mencoba bersikap wajar, menahan gugup. Darisa bangkit dari duduknya, kemudian dia mendekat. “Sudah jauh lebih baik. Tapi aku bosan di sana. Jadi, aku memutuskan untuk kembali ke rumah
Huling Na-update: 2025-07-29
Chapter: Ada apa dengan Mark?“Ka–kalian?” Eliza tercekat saat melihat dua pria berbadan tegap berseragam hitam berdiri tegap di depan vila. Wajah mereka datar.Dua pengawal kepercayaan Mark.Eliza nyaris mundur satu langkah tanpa sadar.“Mau apa kalian ke sini?” tanyanya, suaranya bergetar halus, berusaha tetap tenang meski jantungnya berdebar tak karuan.Salah satu dari mereka menjawab dengan suara berat, “Tuan Mark memerintahkan kami untuk menjemput Anda, Nyonya. Kami diminta memastikan Anda kembali ke mansion hari ini.”Darah Eliza serasa surut dari wajahnya.Mark ... tahu? Tidak mungkin. Atau mungkin?Ia cepat menggeleng dalam hati, menepis segala kemungkinan terburuk. Namun, napasnya mulai memburu. Ia menoleh sekilas ke dalam vila. Di dalam sana, kamar Zavier masih berantakan. Seprai tak rapi. Pakaian tercecer. Dan yang paling gawat: Zavier masih tertidur pulas dalam kondisi telanjang.“Baiklah ... kalian tunggu saja. Aku ... aku mau mandi dulu sebelum pergi,” ucap Eliza dengan senyum dipaksakan, berharap me
Huling Na-update: 2025-07-28
Chapter: Uhuk-uhuk Setelah cukup lama Zavier mengkompres kening Eliza, akhirnya demam wanita itu menurun. Dia membenarkan selimut wanita itu, hendak beranjak keluar, tapi tiba-tiba pergelangan tangannya ditarik lembut.Tubuhnya kehilangan keseimbangan, hingga ia nyaris terjatuh menimpa Eliza.“Akhh!”“Z-zavier ...” bisik Eliza, suara yang lirih tapi menggetarkan. “Aku kesepian ... temani aku Zavier.”Zavier menahan napas. Pandangan mereka bertemu. Ada guratan emosi di mata hazel Eliza yang membuatnya membeku. “Nyonya ...” suara Zavier pelan, seperti bisikan angin. “Anda masih belum pulih. Istirahatlah ...”Namun Eliza hanya menatapnya, tatapan yang seolah berkata jangan pergi. Ujung jarinya menyentuh pipi Zavier, membuat lelaki itu hampir gemetar.Zavier menarik napas dalam, lalu dengan hati-hati menarik selimut lebih tinggi, menutupi tubuh Eliza. “Saya di luar ... kalau Anda butuh sesuatu, panggil saja,” ucapnya lembut, tapi tegas.***Pukul 23:30.Malam semakin larut. Lampu gantung di ruang tengah me
Huling Na-update: 2025-07-27
Chapter: Semakin dekat Siang hari.Eliza berjalan pelan menyusuri bibir pantai dengan kaki telanjang. Ombak kecil datang silih berganti, menyapu kakinya.Zavier berjalan tak jauh di belakangnya, mengenakan kemeja putih lengan panjang yang dilipat hingga siku, serta celana khaki santai. Keringat mulai membasahi pelipisnya, tapi sorot matanya tetap tajam mengawasi Eliza, bukan karena tugasnya semata, tapi karena hatinya sendiri yang tak bisa berpaling.Setelah kejadian tadi pagi, lihat tanti-hentinya menatap Eliza. Sepertinya dia memang menyukai wanita itu. Tak berselang lama ...Eliza menunduk, membungkuk, dan mengambil cangkang kosong lalu memeriksanya. Dia melemparnya kembali saat tak menemukan kelomang. Sesekali dia tertawa kecil sendiri, tertarik dengan suara alam, lalu kembali mencari binatang mungil itu seperti anak kecil yang melupakan segala beban.Namun, lama-lama dia merasa tatapan itu membakar punggungnya. Dia berhenti, menoleh cepat ke belakang, dan menangkap basah Zavier yang sedang menatapnya.
Huling Na-update: 2025-07-26
Chapter: Bersih dan terawat. Aku suka!Keesokan harinya.Drrrttt Drrtt!Zavier terbangun saatendemgar ponselnya bergetar di meja kecil samping ranjang. Setelah berhari-hari tanpa sinyal, akhirnya ada koneksi.Ia meraba ponsel itu dan langsung mengangkat.“Halo, Ibu?”Suara di seberang ternyata bukan ibunya.“Zavier, ini aku, Ruby.”“Oh … Bibi. Ada apa?”“Aku hanya memastikan keadaan Nyonya Eliza. Dia baik-baik saja, kan?”Zavier melirik ke jendela, cahaya matahari menerobos tipis dari sela tirai putih.“Dia aman bersamaku.”“Dan kau? Sedang apa sekarang?”Zavier tertawa kecil, sambil mengusap wajahnya yang masih mengantuk.“Aku? Di tempat tidur … belum bangun sepenuhnya.”Namun sebelum Ruby sempat menjawab, terdengar suara teriakan dari kamar sebelah.“Akkhhh tolooong!”Suara Eliza.Mata Zavier langsung membelalak.“Bibi, aku harus pergi!” ucapnya tergesa sebelum menutup panggilan.Ia meloncat turun dari tempat tidur, buru-buru menarik jaket yang tergantung, sebab semalam tidur bertelanjang dada, lalu berlari ke luar kamar
Huling Na-update: 2025-07-25
Chapter: _END_Beberapa bulan kemudian, saat hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba, Safira mengalami kontraksi yang membawa mereka berdua ke rumah sakit dengan perasaan campur aduk. Azka setia berada di sisinya, menggenggam erat tangan Safira sambil berusaha menenangkan perasaannya sendiri. Meskipun ia tahu bahwa setiap detik berlalu membawa mereka semakin dekat pada momen yang luar biasa, hatinya berdebar hebat. Sepanjang proses persalinan, Azka terus mendampingi Safira, memberi dukungan yang selama ini bahkan tak pernah ia bayangkan bisa ia berikan. Ini adalah sesuatu yang baru baginya, namun ia tahu bahwa ia ingin ada di sisi wanita yang dicintainya, di setiap detik yang berarti.Saat akhirnya bayi mereka lahir, dan tangisan kecil memenuhi ruangan, waktu seakan berhenti bagi Azka. Perasaan haru yang tak pernah ia bayangkan tiba-tiba membanjiri hatinya. Ia menatap bayi kecil yang sedang berada dalam dekapan Safira, begitu rapuh dan mungil, tetapi terasa begitu kuat menarik dirinya. Air matanya p
Huling Na-update: 2024-11-14
Chapter: Menghabiskan malam bersamaMasa pemulihan Azka dan Safira selesai. Hari itu, keduanya meninggalkan rumah sakit dengan perasaan yang bercampur, antara lega dan sedikit gentar. Mereka tahu, kali ini mereka akan benar-benar memulai perjalanan sebagai suami istri dengan hati yang lebih terbuka. Di perjalanan menuju rumah, Azka menggenggam tangan Safira erat, seolah-olah ingin meyakinkan dirinya bahwa ia tidak akan melepaskan wanita itu lagi.Setibanya di rumah, mereka saling menatap, lalu Safira tersenyum dan berkata dengan hangat, “Selamat datang di kehidupan kita yang baru, Azka.” Ucapan sederhana itu membuat hati Azka terasa hangat. Dia mengangguk dan membalas senyumnya, kemudian mereka pun masuk ke rumah mereka yang terasa berbeda, lebih hangat, lebih penuh harapan.Hari-hari berlalu, dan mereka mulai menjalani pernikahan dengan sepenuh hati. Azka berusaha menunjukkan kasih sayangnya dalam berbagai hal kecil—seperti membuatkan teh hangat untuk Safira saat pagi, mempersiapkan makan malam bersama, atau sekadar me
Huling Na-update: 2024-11-14
Chapter: Rumah sakitSetelah kecelakaan yang nyaris merenggut nyawa mereka, Azka dan Safira sama-sama dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi luka-luka. Selama beberapa hari mereka harus menjalani masa pemulihan. Setiap hari Azka selalu bangun lebih awal untuk melihat keadaan Safira, memastikan ia baik-baik saja. Rasa sakit dari tubuhnya sendiri terasa tak ada artinya dibandingkan kekhawatiran yang ia rasakan terhadap Safira.Kecelakaan itu telah menjadi titik balik bagi Azka. Dia merenung panjang, memikirkan semua sikapnya selama ini terhadap Safira, semua penolakan dan kebekuan yang ia biarkan tumbuh di antara mereka. Dalam keheningan kamarnya, Azka mulai menyadari betapa dalam dirinya sebenarnya ada perasaan lebih dari sekadar tanggung jawab atau ikatan pernikahan.Suatu pagi, setelah dokter memastikan kondisinya cukup stabil, Azka memutuskan untuk mengunjungi kamar Safira. Dia membuka pintu perlahan, dan mendapati Safira yang masih berbaring lemah di ranjang. Azka duduk di kursi sampingnya, matanya men
Huling Na-update: 2024-11-14
Chapter: KecelakaanSesampainya di rumah orang tua Safira, Azka dan Safira turun dari mobil. Azka, yang selama ini memiliki sikap keras dan cenderung angkuh, kini tampak penuh kehormatan saat menyalami Hana dan Fadil. Dia membungkukkan badan, menatap keduanya dengan senyuman sopan. Hana dan Fadil saling berpandangan, tak menyangka bahwa Azka yang dulu mereka kenal sebagai sosok pemberontak kini terlihat penuh hormat di depan mereka.“Selamat sore, Bu Hana, Pak Fadil,” sapa Azka dengan nada hangat, tak ragu untuk memanggil Fadil dengan sebutan “Ayah” layaknya Safira.Keduanya tampak terharu dan sedikit tercengang. Hana tersenyum sambil menyilakan mereka masuk ke dalam rumah. Safira segera memeluk ibunya dengan hangat, seakan melepas rindu yang lama terpendam. Sementara itu, Azka mengobrol santai dengan Fadil, bertanya tentang keseharian dan kondisi kesehatan ayah mertuanya itu. Keakraban Azka dengan Fadil membuat Hana dan Safira tersenyum melihatnya, seakan dinding yang dulu menghalangi hubungan mereka pe
Huling Na-update: 2024-11-13
Chapter: KantorPagi hari .... Azka duduk di meja makan dengan segelas kopi di tangan, mengenakan setelan jas rapi dan dasi yang tampak sedikit miring. Wajahnya tampak tenang, namun sorot matanya menyiratkan ketegasan—hari ini adalah hari pertamanya secara resmi menggantikan ayahnya, Aidan, untuk sementara mengelola perusahaan keluarga. Perasaan gugup dan antusias bercampur menjadi satu di dadanya.Safira memperhatikan dari ujung meja, merasa ada yang berbeda dari sosok Azka pagi ini. Ada keseriusan yang tidak biasa dalam tatapannya. Ia berjalan mendekat, menatapnya lembut, lalu berkata, "Kamu ambil cuti kuliah selama satu minggu, Azka?"Azka mengangguk sambil tersenyum tipis. "Iya, Safira. Mulai hari ini, aku akan menggantikan Papa. Dia mempercayakan perusahaan kepadaku selama dia di New York, dan aku… aku tidak mau mengecewakannya."Safira menyunggingkan senyum kecil, merasakan kebanggaan sekaligus haru. Ia paham, keputusan ini bukan hal yang mudah bagi Azka. Ia ingin mendukungnya sepenuhnya, mesk
Huling Na-update: 2024-11-13
Chapter: Kampus bersamaPagi hari ....Sinar matahari perlahan menembus tirai kamar, menciptakan pancaran lembut yang menyelimuti tubuh Safira yang masih terbungkus selimut. Azka, yang sudah lebih dulu bangun, duduk di tepi ranjang dan menatap wajah Safira yang terlelap. Ada kedamaian yang menyelimuti hati Azka saat melihat wanita yang kini menjadi istrinya terlelap di sisinya, begitu tenang, seolah semua ketegangan di antara mereka seakan larut dalam kehangatan malam tadi.Perlahan, Azka mencondongkan tubuhnya dan mengecup pucuk kepala Safira dengan lembut, membiarkan bibirnya menyentuh rambut Safira beberapa kali, seperti sebuah ungkapan kasih yang masih terasa asing baginya. Sentuhannya membuat tidur Safira terusik, dan akhirnya matanya membuka perlahan. Ketika kesadarannya mulai terkumpul, Safira terlonjak, panik, merasa bahwa dirinya mungkin sudah kesiangan. “Jam berapa sekarang?” tanyanya cepat dengan mata yang masih setengah terbuka.Azka tersenyum kecil melihat kepanikan di wajah Safira. “Jam tujuh p
Huling Na-update: 2024-11-13