"Kakak!" rengek Eka, yang langsung menghambur ke dalam pelukan Arkana.
Ya. Eka minta diantar untuk pulang ke kediaman Seputra. Kebetulan, Arkana ada di sana dan hendak pergi.
Eka memeluk sang kakak dengan erat. Dari pelukan itu, Ar bisa merasakan ada sesuatu yang terjadi kepada adiknya itu.
"Ada apa ini, Dek? Kenapa kamu ada di sini?" Ar langsung mencecarnya dengan beberapa pertanyaan. Dia merenggangkan pelukan hangat adik tercintanya.
Eka menangis tersedu-sedu, sontak membuat Ar kalang kabut.
"Kenapa kamu, Dek? Kenapa nangis kayak gini? Siapa yang udah bikin kamu nangis, ah? Katakan, Dek! Apa Dika yang udah bikin kamu kayak gini?"
Ar paling tidak suka dan membenci seseorang yang membuat adiknya menangis.
Eka terisak-isak. Garis bawah matanya merah. Tubuh mungilnya bergetar hebat. Dia menundukkan kepalanya, walaupun Ar mencoba untuk mengangkatnya kembali.
"Kamu ke sini sama siapa?" tanya Ar lagi.
"Dia datang bareng gue, Bro!" seru seseorang yang baru saja memasuki ruangan. Dia adal