Erick yang menyangka Dimas sedang makan diluar ternyata salah. Saat coba dia dialing, ponselnya berdering nyaring di atas meja kerja. Bermakna pemiliknya bukan pergi jauh, tetapi masih di sekitaran galeri DaOsa.
Bukan rumit juga untuk menduga di mana adanya. Akhir-akhir ini lelaki itu gemar sekali merokok di belakang. Memang sedikit meresahakn, tetapi bukan membahayakan. Masih dikata aman sebab hanya menghabiskan tembakau batangan dan bukan minuman memabukkan. Itu pun jinak, bukan pergi di luaran. Bagus sekali memang kelakuan sang asisten! Tetapi sayang, kelakuan calon istrinya tidak sebanding.
“Dim!” seru Erick pada lelaki yang menyandar di bangku beton. Di belakang galeri adalah taman kecil yang terdapat mushola dan beberapa kolam ikan berisi banyak jenis ikan hias. Sangat cocok untuk sekedar duduk dan istirahat melepas pikiran tegang dari dalam kepala.
“Terbang ke Seberang, Dim!” ucap Erick setelah mendekat. Dimas telah duduk tegak menyimaknya.
“Seberang mana, Pak Erick