Hendri terpaksa melanjutkan, “Dua hari lalu aku melihat kamu viral di internet. Aku dan ibumu sangat mencemaskanmu. Apa kamu baik-baik saja?”
Sonia tersenyum sinis. Saat dirinya dimaki oleh para netizen, selain Cindy dan adiknya, sepertinya tidak ada satu pun anggota Keluarga Dikara yang memedulikannya. Setelah masalah telah teratasi, Hendri baru meneleponnya untuk menanyakan kabarnya?
Berhubung mereka tidak peduli, untuk apa Hendri meneleponnya? Apa semuanya masih berarti?
“Ada urusan apa?” Nada bicara Sonia semakin dingin lagi.
Tentu saja Hendri dapat merasakannya. Dia menghela napas. “Baguslah kalau kamu baik-baik saja. Kakek dan nenekmu sangat mencemaskanmu. Kalau kamu ada waktu, pulanglah ke rumah. Sudah lama kita tidak bertemu. Semuanya sangat merindukanmu!”
“Aku mengerti,” jawab Sonia dengan datar.
“Jaga dirimu!”
“Emm, aku tutup dulu.”
Hendri kembali menghela napas berat ketika menyadari Sonia telah memutuskan panggilan.
“Gimana?” Reviana membawa sepiring salad buah berjalan ke