Harapan Reviana telah menghilang. Dia pun berkata dengan penuh emosi, “Aku rasa lebih baik kamu tutup saja studiomu. Kita sudah tidak punya uang untuk menambal kerugianmu lagi. Selagi kamu masih muda, carilah anak orang kaya, lalu menikah saja. Begini lebih bagus daripada kamu menyia-nyiakan uang!”
Stella segera berkata, “Aku nggak mau!”
“Kamu tidak mau?” Reviana tersenyum dingin. “Apa kamu masih ingin menyia-nyiakan masa mudamu, lalu menghabiskan uang kami? Pada akhirnya, kamu malah tidak mendapatkan apa-apa?”
“Kelak aku tidak akan minta uang sama kamu dan Ayah lagi. Kamu juga nggak usah ikut campur dalam masalah studioku lagi!” Stella terisak-isak, lalu berlari ke kamarnya. Pintu kamar pun dibanting dengan kuat.
Raut wajah Reviana juga tampak masam. “Sikap apa ini? Aku sudah membesarkanmu dengan susah payah. Sekarang kamu malah kurang ajar sama aku?”
Stella bersandar di daun pintu sembari mendengar suara jeritan Reviana. Hatinya semakin kesal lagi.
Seandainya Stella adalah anak kandu