“Gimana kalau aku bantu kamu untuk lampiasin emosimu?” Bondan tersenyum.
Mata Tiffany seketika berputar. Dia tidak tahu apa yang ingin dilakukan Bondan, tapi Bondan pasti sedang memendam niat buruk. “Tidak usah. Aku dan dia tidak ada hubungan. Kelak kita nggak perlu saling mengganggu.”
Bondan tersenyum dengan lembut. “Pokoknya kamu buka mulut saja kalau butuh bantuanku.”
“Terima kasih!” ucap Tiffany dengan acuh tak acuh.
“Tidak usah sungkan! Namanya juga suami istri. Sudah seharusnya kita menghadapinya bersama. Membantumu sama saja dengan membantuku,” balas Bondan dengan tersenyum.
Tiffany memelototinya. “Suami istri? Sepertinya semuanya masih terlalu awal.”
“Gimana kalau kita wujudkannya malam ini?” Bondan tersenyum lembut. Meskipun demikian, dia tidak kelihatan sedang menggoda Tiffany.
Wajah Tiffany seketika merona. “Mimpi sana!”
Awalnya Bondan sedang bercanda. Ketika menyadari wajah Tiffany malah merona, dia merasa Tiffany sangatlah imut. Hanya saja, dia tidak menggombali Tiffany la