Reza mengangkat-angkat alisnya. Dia merasa ada yang aneh dengan nada bicara Sonia. Dia tidak berbicara, melainkan menunggu lanjutan Sonia.
Nada bicara Sonia terdengar sangat serius. “Kita jangan bertengkar lagi. Beri aku sedikit waktu. Biarkan aku mempertimbangkan hubungan kita.”
Reza menatap Sonia dalam waktu lama. Beberapa saat kemudian, Reza baru berbicara, “Masih ada simpul di dalam hatimu. Aku akan bantu kamu untuk membuka simpul itu.”
Sonia menunduk, lalu tampak si lelaki sedang membuka kancing kemejanya dengan perlahan. Reza mencondongkan tubuhnya memeluk Sonia, lalu berbisik di samping telinganya, “Aku tahu, kamu telah membangun tembok di hatimu. Semua ini salahku. Aku sudah melukaimu. Aku akan terus mendekatimu. Aku juga berharap kamu bisa mendekatiku dengan perlahan. Kita robohkan tembok itu bersama, oke?”
Sonia menatap Reza sekilas, lalu mengangguk. “Oke!”
Mereka berdua saling berpelukan. Tidak ada yang bergerak sama sekali. Beberapa saat kemudian, Sonia mendorong Reza, lalu