Melvin bersama anggotanya pergi mencari Hana. Begitu pintu rumah dibuka, para lelaki yang sedang tiduran di lantai langsung bangkit, dan menatap ke sisi Melvin dengan ketakutan.
Kening Melvin langsung berkerut. “Di mana Hana?”
Shawn berdiri lalu menunjuk ke sisi pintu kamar dengan merinding. “Di dalam!”
Melvin pergi membuka pintu, kemudian tercium bau tidak sedap dari dalam ruangan. Melvin merasa mual dan hampir saja muntah.
Kamar sangatlah kotor. Hana terlihat sedang berbaring di atas ranjang bagai sudah kehilangan nyawa saja.
Lantaran merasa jijik, Melvin pun mundur beberapa langkah, lalu memerintah bawahan untuk menggendong Hana, mengantarnya ke rumah sakit.
Hana tidak dilecehkan. Setelah Reza pergi, berhubung tidak ada sinyal, dia pun tidak bisa menelepon. Lantaran takut akan dilecehkan oleh Shawn, Hana pun segera berlari ke kamar dan mengunci pintu.
Selama tujuh hari ini, ada yang mengantarkan makanan dan minuman. Hanya saja, Hana tidak berani keluar dari kamar. Sementara tidak ad