"Selamat, ya!" Ucap Pak Hari begitu aku duduk di depannya. Aku mengernyitkan kening.
"Selamat untuk apa, Pak?" Tanyaku meski dada ini sudah berdebar kencang. Firasatku mengatakan hal yang buruk akan terjadi. Keringat dingin mulai mengucur dari dalam pori-pori.
"Selamat untuk kinerja Anda!" Pak Hari tersenyum. Aku menghela napas lega.
"Anda baru sembuh kan?" Aku mengangguk cepat.
"Ini buktinya, Pak. Surat keterangan dari dokter." Aku menyerahkan amplop berisi keterangan bahwa aku memang sakit beberapa hari ini. Pak Hari menerima dengan senyum yang tak biasa.
"Oh, diare." Lirihnya setelah membaca surat itu sambil mengangguk-anggukkan kepala.
"Iya betul, Pak." Sahutku. Ternyata tadi hanya sekedar ketakutan saja karena aku berbohong.
"Ini surat keterangan dari perusahaan. Silahkan anda buka sendiri. Semoga ga makin ber ak-ber ak, ya."
Aku menerima amplop coklat yang diserahkan Pak Hari dengan bingung..
"Maksudnya saya dikeluarkan, Pak?" Tanyaku setelah membuka dan membaca isi surat dal