“Tadi Arga yang telepon, katanya Alena muntah-muntah … adik kamu sedang hamil muda, ayo kita temani dia, kamu datang terlambat saja ke kantor,” kata Margareth seenaknya seperti ketika dia memaksa mengajak Cassandra sarapan pagi saat ini dengan maksud memperbaiki hubungan.
Cassandra mendengkus pelan, dia menyesap tehnya.
“Ayolah Cassandra … dia adik kamu … Ibu mohon, berdamai lah dengan semua ini.” Margareth memohon tapi nada suaranya terdengar memerintah.
“Baiklah …,” kata Cassandra akhirnya malas-malasan.
Dia bangkit diikuti Margareth lalu berjalan duluan ke kasir untuk membayar tagihan sarapan pagi mereka.
“Kamu bisa cari pria lain yang lebih mapan dan baik dari Arga,” kata Margareth sembari melingkari lengan Cassandra sewaktu mereka berjalan ke loby.
Cassandra tersenyum tipis. “Doakan saja, Bu.” Dia membalas singkat.
Mobil MPV Premium Margareth muncul dan berhenti di depan mereka.
Keduanya masuk ke dalam mobil. “Ke Penthouse Alena, Pak.” Margareth memberi instruksi kepada d