"Kak Alma udah nggak bener ini, Mas. Aku nggak nyangka Kak Alma bisa jadi murahan gitu.” Nadine menggenggam dan meremas tangan Arhan.
"Cukup, Nadine. Jangan bikin aku tambah pusing." Arhan makin gelisah. Menarik tangannya dari genggaman Nadine dan berjalan keluar. Nadine buru-buru mengikuti.
"Kita jadi liat mobil, kan?" tanya Nadine penuh harap.
Arhan mengangguk, kebetulan sore ini tidak ada jadwal janji dengan pasien.
Nadine nyaris memekik kegirangan hingga buru-buru menutup mulutnya. Ia bergegas memesan taksi online menuju ke satu tempat yang ia sudah incar sejak awal.
Siang itu showroom mobil yang mereka datangi tidak terlalu ramai. Nadine berjalan anggun seolah sedang berada di karpet merah. Lengan Arhan digamit lembut, ekspresi wajahnya ceria dan sangat bersemangat.
“Mas, yang ini cakep banget warnanya,” ujarnya sambil menunjuk mobil SUV hitam metalik dengan desain elegan.
Arhan hanya mengangguk malas. Ia masih memikirkan perdebatannya dengan Alma tadi di rumah sakit. Ekspres