Setelah Elena kembali ke ruangannya, kini hanya tinggal Tuan Miller dan Azalea. Pria paruh baya itu mendekat pada Azalea, dan hal yang tak terduga terjadi.
Plak!
Tamparan keras itu kembali Azalea dapatkan, perih dan panas terasa menjalar di seluruh wajahnya. Ia menatap tak percaya pada ayahnya, “ Pah! Kau juga menampar ku? “
Wajah Tuan Miller jelas menunjukkan ketidaksukaan. Apa maksudnya ini? Bukankah dirinya ada di pihak Azalea, tapi sekarang malah melakukan hal yang sama.
“ Kau berani mempermalukan Elena di hadapan semua orang! “ hardik Tuan Miller.
Azalea menggeleng pelan, baru ia sadari ternyata ayahnya sama munafik nya dengan sang ibu, “ Jelas-jelas Papa juga melakukan itu! Tapi sekarang hanya menyalahkan ku? “ tanya Azalea yang membuat Tuan Miller memalingkan wajahnya.
Ia mendengus kasar dan berlalu pergi meninggalkan Azalea. Di ruangan sendirian, Azalea terkekeh pelan.
Ia kira dirinya akan mendapatkan pembelaan dari Tuan Miller, nyatanya pria itu tetap menyayangi putri kandun