“ Tuan Wilmar, ada yang mencari anda. “
Dito mengerutkan keningnya, ia melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Waktu masih menunjukkan pukul sembilan pagi.
Ia harus kembali menemui dokter pembimbingnya, sebagai dokter coas ia harus berada di sana, “ Baiklah. Dimana orangnya? “
“ Dia menunggu anda di koridor resepsionis. “
Dito segera menghampiri dengan mempercepat langkahnya, saat melihat seorang yang dimaksud ia justru memelankan langkah kakinya.
Seorang wanita dengan rambut panjang dan gaya modis khasnya tengah duduk di koridor resepsionis, ia menoleh saat mendengar suara langkah mendekat ke arahnya.
Vero, wanita itu tersenyum seraya bangun dari duduknya, “ Selamat pagi, Dito. Maaf, aku mengganggu pekerjaan mu.” sapa Vero dengan penuh senyuman.
Vero terlihat begitu senang saat bertemu Dito. Namun, hal sebaliknya terjadi pada pria itu.
Ia terlihat ragu untuk mendekat, bahkan sekedar untuk membalas sapaan itu ia merasa enggan, “ Pagi, Vero. Ada perlu apa kau menemuiku? “