Suara ketukan terdengar nyaring dari arah pintu apartemen—cepat, tak sabaran, dan sedikit berisik. Seline yang sedang duduk di ruang tengah mengernyit heran. Biasanya, Elang langsung masuk tanpa mengetuk. Kode sandi dan akses sidik jarinya sudah teregistrasi, jadi siapa pun di luar sana jelas bukan dia.
Dengan sedikit ragu, Seline melangkah ke depan pintu dan mengintip dari balik lubang pengintai. Sejenak ia lega karena wajah yang terlihat bukan orang asing. Tapi tetap saja, bukan sosok yang ia harapkan datang pagi-pagi seperti ini.
Karina.
Seline membuka pintu perlahan.
"Kenapa lama sekali buka pintunya," ucap Karina langsung, tanpa basa-basi. Ia melangkah masuk tanpa menunggu dipersilakan, seolah-olah apartemen ini adalah bagian dari ruang kantor yang biasa ia datangi.
Di tangannya, beberapa paper bag bermerek terlihat cukup besar dan berat, mengisyaratkan bahwa kedatangannya membawa misi tertentu.
Seline berdiri di ambang pintu, sedikit bingung. “Apa yang membawamu ke mari?”