Sekitar pukul enam kurang sepuluh menit aku baru keluar dari kamar. Mas Lutfan selalu mencegahku saat akan pergi darinya. Jadi, aku pun menurutinya saja. Toh, ibu mertua yang menyuruhku untuk bersantai. Tidak mungkin jika tiba-tiba beliau datang menyuruhku untuk membantunya.
“Dek, dari tadi sebenarnya perutku udah lapar lho.”
Kami berjalan menuju ke meja makan. Hanya sekitar sepuluh menit lagi sudah harus sarapan bersama. Jadi langsung saja ke sana. Keperluan toko kami siapkan mendadak saja nanti.
“Sekarang porsi makanmu jadi banyak ya, Mas. Ternyata perkataan ibu benar ya?”
“Ck! Benar apanya? Kebetulan saja, Dek. Tau sendiri ‘kan, toko ramai terus. Mungki