Aku mulai merasa cemas, mulai dari paket yang kuterima, cerita Mas Ardi soal kerjasamanya dengan seseorang hingga foto yang dikirim Laras, semua merujuk pada satu nama dan mungkin saja orang yang sama pula.
Fahri, lelaki yang hanya numpang lewat begitu saja dalam hidupku. Aku bertemu dengannya di pesawat saat memutuskan untuk hijrah ke Jogja, lalu kami bertemu lagi di angkringan dan bahkan dia bernyanyi yang ditujukan untuk perempuan yang duduk bersamanya saat di pesawat, itu artinya untukku. Beruntung saat itu aku masih tak ingin bermain hati karena baru empat bulan berpisah dari Mas Ardi, perlahan kehadirannya mulai mengusik jiwa hingga akhirnya aku tahu dia adalah sepupu teman Mbak Wulan, pertemuan ketiga akhirnya aku tahu dia tengah akan bertunangan.
Sejak saat itu, aku tak pernah mengingatnya lagi. Aku fokus pada usaha bakery dan menjalani kehidupan sebahagia mungkin. Tak ada siapapun yang berhasil singgah dalam hati ini, Mas Ardi menjadi satu-satunya lelaki yang mampu menghuni