Kuberikan Suamiku Pada Sahabatnya

Kuberikan Suamiku Pada Sahabatnya

Oleh:  Nisa Noor  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.7
25 Peringkat
108Bab
119.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Kisah perjalana rumah tangga Riri yang dibayang-bayangi sahabat suaminya, Rianti. Hingga akhirnya membuat Riri pasrah memberikan suaminya pada sahabat suaminya itu meski Ardi, sang suami terus menyangkal tapi dengan kesungguhan hati Riri melepasnya. Lima tahun berlalu, ternyata takdir kembali mempertemukan mereka dan Ardi tak seperti yang dipikirkan oleh Riri, Riri yang mengira Ardi telah bersama dengan Rianti ternyata salah besar. Ardi menunggu dengan setia kedatangan Riri, hal ini membuat Riri terharu hingga akhirnya mereka pun kembali ditakdirkan bersama dan Rianti hidup dengan caranya sendiri.

Lihat lebih banyak
Kuberikan Suamiku Pada Sahabatnya Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Feezya Shaqi
hmmm,,menyentuh banget ceritanya.
2023-11-10 00:02:09
0
user avatar
Nisa Noor
recommended
2023-09-12 08:24:32
0
user avatar
ML Cake
keren sekali
2023-03-28 14:06:34
0
user avatar
Boim Bob
ka crta dosa dalam doa.up disini dong
2023-03-22 20:16:48
0
user avatar
Anie Jung
Iya, banar itu' selesai kan masalah kalian, Ardi' Rianti.
2022-12-19 11:29:33
0
user avatar
Anie Jung
Ikutin permainan Bayu' Ri.
2022-12-18 11:43:00
0
user avatar
Anie Jung
Klo di pikir ² emang sayang pisah. Tapi mau bagaimana lagi, Riri sdh terlanjur kecewa.
2022-12-17 09:57:25
0
user avatar
Anie Jung
Ikuti kata hati mu Ri, dan tetap Semangat.
2022-12-17 08:38:05
0
user avatar
Anie Jung
Mending cerai aja Rianti, biar jera si Ardi. Dan Bayu mau² aja ketipu sama Akting nya Rianti.
2022-12-16 09:27:08
0
user avatar
Anie Jung
Cerai aja Ri.
2022-12-16 07:28:35
0
user avatar
Anie Jung
Untung apa kau betniat memperbaiki hubungan kau sama Ardi, klo masa lah Bayu selesai, tinggal kan Ardi.
2022-12-15 08:30:10
0
user avatar
Anie Jung
Waahh Bayu diam² punya rencana, utk mengempas kan Rianti.
2022-12-14 08:16:38
0
user avatar
Anie Jung
Pesan apa ya??...
2022-12-11 18:17:32
0
user avatar
Anie Jung
Rianti nya yg punya perasaan lebih ke Ardi.
2022-12-09 11:20:32
0
user avatar
Anie Jung
Yeelah Rianti, pke ngungkit² dia yg ngenbantu Ardi selama ini, dasar bermuka dua.
2022-12-09 08:51:15
0
  • 1
  • 2
108 Bab
Bagian Satu
[Sayang, aku jemput Rianti dulu ya. Setelah itu pulang][Say, maaf ya aku ngerepotin Ardi terus]Riri menatap nanar pada layar ponselnya, kedua pesan yang dikirim dari orang yang berbeda itu selalu membuat hatinya tak karuan. Ardi adalah suaminya, lelaki yang telah menikahinya dua tahun yang lalu. Mereka menikah setelah melalui proses perkenalan yang singkat, Ardi teman kakaknya Riri yang jatuh cinta lalu mantap menikahi Riri hingga kini dua tahun menikah tetap bahagia meski belum diberikan anak. Rianti adalah sahabat Ardi, mereka konon bersahabat sejak SMP bahkan hingga kuliah pun di satu kampus yang sama hanya beda jurusan, saat proses perkenalan dengan Riri, Ardi pernah memperkenalkan Rianti pada Riri. Riri merasa semua biasa saja, apalagi setelah Rianti menikah Riri pikir semua akan berakhir. Tapi Riri salah, persahabatan mereka tak ada bedanya. Tak ada sekat antara keduanya, baik Ardi atau Rianti merasa biasa saja. Mereka sering meminta izin pada Riri untuk sekedar jalan berdu
Baca selengkapnya
Bagian Dua
"Kamu kenapa sih dek? Mendadak seperti ini, kamu kan tahu kalau aku dan Rianti itu….""Iya, aku tahu. Aku tahu mas, aku tahu kamu dan Rianti itu bersahabat bahkan sekalipun sebelum kamu mengenal aku, aku tahu itu mas. Berulang kali kamu bilang bahwa dia adalah sahabat kamu, menemani kamu berjuang bekerja keras hingga sekarang kamu sukses semua berkat dukungan dia, iya kan?" "Nah, iya itu kamu tahu jadi…""Jadi kenapa tidak kamu nikahi dia saja mas?" tekan Riri."Kenapa kamu malah menikahi aku, berkenalan denganku dan mengajak mengarungi hidup berumah tangga? Kenapa kamu tak menikahi Rianti? Lalu kalian bisa saling memiliki berdua selamanya hingga dunia pun tahu kalian saling mencintai, kenapa mas kenapa?" Riri terus meraung, ia keluarkan semua emosi yang sudah menggunung laksana letusan yang memancarkan lahar panas. "Kamu jahat Mas," tekan Riri. Seketika Ardi terdiam, wajahnya pucat pasi ketika mendapat penekanan dari Riri. Riri sudah tak bisa membendung amarahnya lagi, dua tahun
Baca selengkapnya
Bagian Tiga
"Izinkan aku pergi dulu, akan aku selesaikan semuanya. Lalu kita bicara," ucap Ardi mendekat."Pergilah, tak perlu kembali.""Riri, aku mohon." Riri bergeming, ia sudah tak mau menyikapi apa-apa lagi soal mereka. Seolah sudah menyerah dan pasrah. Ardi kemudian keluar dari kamar, sedangkan Riri kembali mengurai air mata melihat lelaki itu nyatanya sudah memilih perempuan itu daripada dirinya. Cukup lama berdiam, Riri memutuskan untuk bangkit dan membersihkan wajahnya dari air mata itu. Bergegas bersiap hendak pergi, langkah kaki keluar kamar diiringi suara gesekan antara wajan dan spatula, betapa Riti terkejut mendapati Ardi tengah memasak, bukankah tadi dia? "Sayang, aku sudah buat nasi goreng kesukaan kamu." Riri diam, dia tak menggubris ucapan suaminya itu, kali ini hatinya sudah kuat untuk membuat suaminya berpikir. "Aku akan pergi, kamu masih disini.""Aku gak kemana-mana, ya tadinya aku mau menghampiri Rianti karena butuh bantuan buat mengantar makanan kesukaannya ke rumah s
Baca selengkapnya
Bagian Empat
"Istriku marah, dia sudah cemburu berat sama kamu.""Hahaha… wajarlah, mungkin kita terlalu intens bertemu. Tapi kan aku cuma ketika butuh bantuan kamu aja gak tiap waktu." "Iya, tapi sayangnya tiap kamu butuh itu istriku juga butuh aku, jadi maaf kalau aku beberapa hari ini gak bisa bantu kamu.""Yah, mau gimana lagi. Aku sudah harus merelakan sahabat yang aku punya sejak SMP, aku bantu dia ngerjain tugas-tugas sekolah, aku juga bantu kasih pinjam modal untuk usaha, sekarang mungkin sudah waktunya aku kasih dia ke perempuan lain yang tinggal enaknya." "Jangan gitu dong, Han. Aku tak bermaksud seperti itu.""Tak apa, aku ngerti kok. Memang dari dulu kamu gak pernah peka sama aku, bee."Tut tut tutPanggilan pun terputus, Ardi menghela nafas berat. Ardi merasakan kekecewaan yang dalam pada diri Rianti, tapi dia pun tak bisa membiarkan Riri terus marah padanya. Ardi mengacak rambutnya dan berteriak meluapkan emosi yang menghantam jiwanya. Di tempat lain, Riri menyetujui ide Laras dna
Baca selengkapnya
Bagian Lima
"Ah, akhirnya kamu jawab panggilan aku. Kamu dimana?" tanya Ardi lega. "Di rumah Laras sekalian ngopi.""Oh, ya sudah aku kesitu. Tunggu ya!" "Nggak perlu mas, aku gak mau bertemu kamu sebelum kamu menyelesaikan urusan kamu dengan Mbak Rianti."Ardi tampak mulai kesal lagi, wajahnya menunjukkan kekecewaan atas sikap Riri yang menolak untuk ditemui. Tapi dia berusaha tetap tenang."Sayang, aku sudah ngomong sama Rianti untuk tidak bisa membantunya dalam waktu dekat ini."Riri menghela nafas, ia faham kenapa Rianti tadi menelponnya dan marah mungkin Ardi sudah menghubungi Rianti. "Ayolah sayang, jangan kayak gini. Please." Ardi merajuk, Riri mulai tak kuasa melihat wajah Ardi yang memelas itu. Segala cara dilakukan Ardi untuk membujuk Riri agar mau ditemui dan pulang lalu duduk berdua menyelesaikan semua ini. Riri menatap Laras, meminta sarannya. Nyatanya Laras hanya mengangkat kedua bahu dan tangannya saja mengisyaratkan semua keputusan ada di tangan Riri. "Maaf mas, saat ini bel
Baca selengkapnya
Bagian Enam
"Rianti…." Ardi tertegun melihat perempuan itu sudah berdiri di depannya dan mengulas senyum khas miliknya. Lalu waktu seolah berjalan menuju dimensi yang telah terlalui ketika mereka pertama kali bertemu beberapa tahun silam tepatnya saat keduanya duduk di bangku kelas dua sekolah menengah pertama. Ardi adalah siswa pindahan dari sekolah di kampung tempat tinggalnya, ia ikut tinggal bersama paman dan bibinya karena keterbatasan ekonomi orang tuanya yang dengan empat orang anak, Ardi adalah anak kedua. Sebagai anak kampung Ardi tak banyak gaya dan kehadirannya membuat para pelajar siswi berdecak kagum, wajahnya yang ganteng itu ditambah dengan sikap ramah dan pendiamnya membuat Ardi terlihat cool di mata para pelajar siswi, begitupun di mata Rianti. Gadis ini terpesona sejak pandangan pertama, ketika Ardi sedang duduk di taman sekolah sambil membaca buku dengan agresif Rianti menghampirinya bahkan membuat Ardi kaget. "Hay," sapa Rianti. Ardi masih terdiam, dia menutup bukunya.
Baca selengkapnya
Bagian Tujuh
"Dengan kamu menerima kehadiran dia di hidup kamu artinya kamu memang tak pernah bisa hidup jauh dari Mbak Rianti, Mas." "Sayang, dengarkan aku dulu. Semua tidak seperti yang kamu kira, aku bisa jelaskan semuanya." "Apa? Apa yang mau kamu jelaskan mas? Aku harus masuk mengendap-endap ke rumah ku sendiri karena mendengar kasak - kusuk mencurigakan ternyata ada dua pasangan sejoli yang selalu bersembunyi di balik kedok persahabatan, iya?" Ardi terlihat semakin serba salah, sementara Rianti merasa puas dan senang. Senyum sumringah dan tatapan penuh kepuasan melihat pasangan itu bertengkar. "Harusnya kalian menikah saja, untuk apa kalian pura-pura menikah dengan orang lain tapi masih saja saling berhubungan hah?" "Sayang, kamu tenang ya. Tenang dulu," ucap Ardi mencoba menenangkan Riri yang emosi. Sikutan tangan Laras membuat Riri keluar dari lamunannya itu."Sayang, kamu akhirnya pulang." Riri mencoba menguasai diri, inginnya marah kayak khayalannya itu tapi sesuai kesepakatan yan
Baca selengkapnya
Bagian Delapan
"Jadilah istriku, akan kubuat kamu bahagia." Kalimat itu menggema di telinga Riri manakala menatap foto pernikahannya. Pernikahan yang baru seumur jagung itu kini dihantam badai yang sangat kuat, ia merasa terlalu cepat hal ini terjadi. Bukan kah ujian orang ketiga adalah ujian di sepuluh tahun kedua? Lalu kenapa ia harus menghadapinya bahkan di saat pernikahannya masih seumur anak yang baru bisa berlari. Harusnya saat ini ia masih merasakan keharmonisan rumah tangga, bukan justru sebaliknya. Riri mendekap foto itu dengan erat lalu memejamkan mata, kini ia harus memilih antara mempertahankan atau mengakhiri semuanya. Samar-samar Riri mendengar suara adzan berkumandang, perlahan ia membuka matanya. Foto yang sejak tadi dipelul erat sudah tak ada dan kembali terpajang di atas nakas, bahkan dia pun telah berbeda posisi, me
Baca selengkapnya
Bagian Sembilan
"Kamu bisa bersikap tenang, lalu kita duduk berdua menyelesaikan semua ini. Aku tuh cape dituduh terus sama kamu."Riri mematung mendengar ucapan suaminya yang lagi-lagi menghentikan langkahnya untuk pergi. "Kalau kamu pergi lalu menceritakan semua persoalan kita pada ibu, apa yakin semua akan selesai?" "Setidaknya mereka tahu kelakuanmu." Ardi mengusap wajah kasar, ia masih mencoba tidak terpancing emosi atas sikap istrinya itu. Ardi maju beberapa langkah hingga tepat di depan Riri. Perlahan meraih tangan Riri dan menjatuhkan tas yang dipegang oleh Riri. Tatapan Ardi lekat pada dua netra yang sudah mengering, tak ada lagi air mata bagi Riri meski hatinya sudah terasa perih. "Tetaplah disini, aku akan menjelaskan semuanya." Riri masih bergeming, terpaku dalam bayangan kisah cintanya dengan lelaki yang akhirnya menikahinya itu. Perjalanan yang terbilang singkat memang hanya kurang lebih delapan bulan sampai menikah. Riri mantap menikah bukan tanpa sebab karena melihat keseriusan
Baca selengkapnya
Bagian Sepuluh
Getar ponsel dengan nada berbeda membuat Riri segera melepaskan cengkraman tangan Ardi yang sudah lemas. Panggilan dari Laras adalah hal yang paling ditunggu saat ini, beruntung Riri punya teman jago IT seperti Laras hingga ia merasa punya penyelidik yang handal. Bergegas menjauh dari Ardi, Riri mengangkat telepon itu."Dari hasil penyelidikan hari ini, Bayu suami si perempuan itu akan pulang akhir pekan ini usahakan kamu jangan dulu kemana-mana. Kita mainkan semuanya.""Oke." "Telepon dari siapa?" Riri terkejut dengan segera ia mematikan telepon itu dan memasukkannya ke dalam saku. Riri mencoba bersikap tenang, lalu ia mengulas senyum manis. Perubahan sikap yang terlalu cepat membuat Ardi heran, tapi Riri tak putus asa untuk membuat semua terlihat baik-baik saja. "Dari klien ku." "Klein ku, sejak kapan kamu menerima konsultasi lagi.""Ah, itulah mas. Mas Ardi itu terlalu ngurusin hidup orang sampai kegiatan istrinya pun lupa padahal aku pernah mengirim pesan izin untuk menerima p
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status