Hanya keheningan yang menyelimuti kami selama perjalanan pulang ke rumah orang tua Minaki. Rencana akan menemani Minaki membuat roti di dapur stand tokonya akhirnya gagal.
Aku tidak bisa membawanya kembali ke stand toko roti dengan kondisi hati yang remuk dan hancur seperti ini. Kehadiran Harumi saat aku dan Minaki berbelanja membuat perasaanku tercabik-cabik. Apa lagi melihat air mata luruh membasahi pipinya karena aku meninggalkannya tanpa alasan demi harta.
Secara tidak langsung aku bisa merasakan luka di hatinya karena nyatanya aku berada di Miyazaki tanpa menghubunginya. Padahal dulu janjiku akan selalu mengabarinya ketika kembali ke Miyazaki.
Niatku melepaskan Harumi tidak pernah benar-benar utuh. Kini setelah melihat kesedihan di wajah cantiknya secara tidak langsung membuatku ingin berlari ke arahnya lalu memeluknya.
Tapi bagaimana mungkin? Ada Minaki yang kini menjadi tanggung jawabku. Terlebih dia sedang hamil besar dan dokter berpesan tidak boleh membuat Minaki stres.
"J