Saat malam semakin larut, suasana mansion yang tegang kini berpindah ke sebuah gudang tua yang tersembunyi jauh dari pusat kota. Lampu remang-remang berpendar di sudut-sudut ruangan, menciptakan bayangan yang bergerak samar, seperti mengejek ketegangan yang menggantung di udara. Zera, terikat di kursi dengan tangan dan kaki yang dililit tali, mencoba menenangkan dirinya. Dia tahu, dalam situasi seperti ini, panik hanya akan membuat segalanya lebih buruk.
Tiba-tiba, suara pintu yang terbuka dengan kasar menarik perhatiannya. Seorang pria bertubuh kekar masuk, diikuti oleh beberapa orang bersenjata. Pandangan Zera berusaha tenang, meskipun napasnya sedikit memburu. Dari ujung matanya, dia bisa melihat pistol di tangan pria itu, berkilat dalam cahaya redup.
“Kau benar-benar masalah besar, Zera,” pria itu berkata dengan suara kasar, berjalan perlahan ke arahnya. Wajahnya dingin, dan senyum kecil yang menakutkan terukir di bibirnya. “Sayang sekali Dante tak bisa sampai di sini tepat waktu.