Pagi itu seperti berubah frekuensi.
Lantai tujuh belas biasanya tenang dan penuh suara keyboard, kini jadi ladang bisik-bisik, tumpukan sticky notes, dan wajah-wajah panik yang bahkan kopi ketiga pun tak bisa meredakannya.
Mira berjalan cepat ke tiap meja untuk memeriksa progres dan memberikan arahan, saran atau sekedar masukan.
Sedangkan Reza terlihat mengetik sambil berdoa memohon petunjuk Tuhan Yang Maha Esa agar pekerjaannya selesai sesuai deadline dengan hasil memuaskan sehingga bisa mendapat bonus besar.
Pasalnya dia sudah memesan iPhone tipe terbaru dari tetangganya yang jastiper.
Lain hal dengan Rika yang sibuk menyumpal telinganya dengan headphone dan bersikap dingin seolah dia sudah tahu kalau hasil kerjanya akan mendapat nilai A plus plus.
Aurelie? Tentu saja dia duduk tenang di pojok, tapi isi kepalanya chaos seperti server overload.
“Hari demo. Dua hari lagi. Setiap unit harus siap presentasi internal. Tiap fitur harus bisa jalan. Dan tiap kata yang keluar… enggak