Paginya Raina harus menghadapi pertanyaan juga rengekan Amara.
Wajar saja, Amara berpikir jika papanya benar-benar menginap disini. Rupanya malah meninggalkannya.Sampai siang pun Amara masih marah. Dia sampai tak mau makan. Diberi pengertian juga percuma karena anak sekecil ini mana mau mengerti.Suara ketukan pintu terdengar."Mbok tolong buka pintunya," pinta Raina. Dia masih merayu Amara untuk makan.Hari ini kios donatnya libur, dia tak menerima orderan. Tidak mungkin ojek online yang datang."Mas Lukman, mba." Kata mbok Darti tergopoh-gopoh masuk ke kamar Raina."Suruh masuk saja." Ucapnya sambil menghela nafas panjang.Setelah tak berhasil membujuk Amara untuk makan, Raina keluar saja menemui tamunya."Hai.." sapa lelaki itu ramah.Raina membalas sapaan itu dan mempersilahkannya duduk."Aku bawa mainan untuk Amara. Dimana dia?" Tanya Lukman s