Delcy baru saja selesai makan malam dan sedang bersantai dengan masker wajah menempel di mukanya. Namun, saat mendengar pertanyaan tajam dari putrinya, tubuhnya langsung menegang, dan masker itu pun jatuh ke lantai.
Ia terburu-buru keluar kamar, menoleh ke kanan dan kiri dengan panik.
Begitu memastikan tidak ada orang lain di sekitar, ia menarik Brielle masuk ke kamar, menutup pintu rapat-rapat, lalu memarahinya dengan nada panik.
"Apa-apaan kamu ini, teriak-teriak begitu? Bagaimana kalau ayahmu dengar?!"
Brielle bukan anak kecil lagi. Melihat reaksi ibunya yang gugup bukan main, ia sudah bisa menyimpulkan setengah dari kebenaran yang tersembunyi.
Air mata yang sejak tadi menggantung di pelupuk matanya akhirnya jatuh juga.
"Kenapa, Bu? Kenapa Ibu lakukan itu?"
Melihat putrinya menangis, hati Delcy sempat luluh. Ia menghela napas dan mencoba meredakan suasana.
"Brielle, dengar dulu penjelasan Ibu. Semua ini tidak seperti yang kamu bayangkan—"
"Kalau begitu, katakan!" potong Brielle, na