Ayu meraba pipinya yang panas dan perih. Tangannya gemetar, hatinya semakin remuk. "Aku gak ngapa-ngapain, Kak. Kak Rani salah paham."
"Kamu masih berani mengelak?" Maharani mengangkat tangannya lagi, siap memberikan tamparan kedua.
Tapi kali ini, Narendra bertindak cepat. Ia menangkap tangan istrinya sebelum sempat mendarat di wajah Ayu. "Sudah, sayang, sudah. Gak ada gunanya meladeni dia."
Maharani menatap Narendra dengan penuh emosi, masih marah, tapi juga menunggu kelanjutannya.
Narendra tersenyum tipis, suaranya berubah lebih lembut. "Ayo kita pergi saja! Aku akan temani kamu shopping, oke?"
Mata Maharani seketika berbinar. Seolah emosinya langsung menguap begitu saja. "Benarkah, Mas?"
"Tentu. Kamu mau tas Chanel terbaru itu, kan?"
Maharani langsung berubah sumringah. "Iya! Aku mau!"
Nar