Bab 15 MJDMP
"Lho, Bib? Kok shubuh-shubuh sudah di dapur? Habib perlu apa?" tanya Anjani seraya memandang sepanci air di atas kompor yang menyala dan sebuah ember yang berada di sisi kaki dr. Ahmad dengan bertanya-tanya.
dr. Ahmad terlonjak kaget mendengar pertanyaan Anjani. Ia sampai memegang dada demi menetralkan deguban jantung yang tiba-tiba terasa dua kali lebih cepat dari biasanya.
"Ya Allah, An, kaget saya!" ucapnya reflek.
"Maaf, Bib, bukan bermaksud mengageti. Saya pun kaget melihat Habib sudah berada di dapur pagi-pagi buta seperti ini. Habib ada perlu apa? Biar saya bantu," tawar Anjani ramah.
dr. Ahmad menggaruk tengkuknya yang tak gatal, merasa bingung harus menjawab Anjani dengan jawaban seperti apa.
"Itu masak air untuk apa, Bib? Biar saya bantu, ya? " tawar Anjani tanpa basa-basi.
"Oh, tidak perlu, saya bisa sendiri," jawab dr. Ahmad cepat dan sedikit salah tingkah.
"Maaf, Bib, tapi untuk apa ya masak air banyak banget?" tanya Anjani sekali lagi.
"Ehm ... Itu—." dr. Ahm