Bab 27 MJDMP
"Jujur, An, penolakan Zahira tak pernah membuat saya menyesal seperti saya menyesali penolakan kamu," jawab dr. Ahmad pendek, akan tetapi sarat akan makna.
"Sebab saya ditolak sebelum saya berharap, berbeda dengan saat kamu menolak saya, rasanya ada sesal saat sebuah harapan yang sangat kuat itu ternyata terhalang untuk terwujud. Tapi kamu tenang saja, hal itu tak lantas membuat saya putus asa, justru saya merasa tertantang, untuk menaklukkan hati kamu, An," lanjut dr. Ahmad lagi.
Anjani kembali tertegun mendengar penuturan dr. Ahmad, merasa bersalah telah menangguhkan harapan lelaki sebaik dr. Ahmad. Tapi, memaksa menjawab iya pun tak kan merubah keadaan menjadi lebih baik. Justru semuanya akan semakin runyam sebab ketidaksiapannya.
"Maaf, Bib." lagi-lagi, hanya kata maaf yang bisa terucap dari bibir Anjani.
"Nggak apa-apa, An. Jadi kamu butuh belanja apa ini?" tanya dr. Ahmad berusaha mengalihkan pembahasan.
"Saya butuh ke toko bahan kue saja sih, Bib."
"Ya sudah, kita